Total Pageviews

Wednesday, May 27, 2009

jahanam

sejarahmu jahanam bung
bergelimang darah dan airmata
kini bung hendak jadi penguasa
sejarah hendak juga kau bungkam

Thursday, May 14, 2009

meja

empat kaki menopang dengan setia
berat ringan dibagi rata
ramai dan sepi dilalui bersama
sungguh setia itu begitu sahaja

Wednesday, May 13, 2009

bercinta

dua nafas
jadi
satu

dua badan
jadi

satu

dua jiwa
bertemu

dihembus
nafsu

rindu

ketika jarak dan waktu begitu pekat dalam ingatan
begitu sunyi membekap namun terkenang juga

Thursday, May 7, 2009

malam merangkai sepi

malam jalang mencekik
nyeri luka menyelisik
tubuh kita kuyup masai
:di guyur sepi

Tuesday, May 5, 2009

tentang mimpi hari ini, berita dan masa lalu di negeri merah

di tivi ramai-ramai orang menjual airmata
atau berita artis kawin cerai
kemarin ada berita pejabat dan anggota dewan
ramai-ramai diadili karena korupsi
hari ini tivi penuh sesak
oleh partai yang berdesak-desakan
rebutan kursi dewan dan mencalonkan presidennya
tak ada yang salah dengan itu
semua tampak baik-baik saja
di televisi, di jalan-jalan dan tembok kota
penuh gairah tapi sarat nafsu berkuasa

aku bosan nonton tivi, lalu tertidur dan bermimpi
mimpiku tentang negeri berwarna merah
api dan airmata menguasai udaranya
kota-kotanya adalah wajah angkara
hukum di negeri ini adalah parang dan peluru
negeri ini berwarna merah

konon jaman dahulu kala
ada banyak darah tertumpah
begitu banyak hingga tanahnya berwarna merah
pohon-pohon berwarna merah
air berubah jadi merah
orang-orang berwarna merah
demikianlah semua berubah jadi merah

awalnya begini;
penguasa negeri ini adalah seekor kera
bertangan besi dan pandai menipu
ditipunya waktu agar mau menuruti kata-katanya
agar negeri ini abadi agar tetap jadi mimpi
yang menghiasi tidur malamku
ia juga menguasai empat unsur alam
darat laut dan udara juga berita
di negeri ini tak banyak berita yang masuk tivi
tak ada berita artis kawin cerai apalagi pejabat korupsi
rakyatnya hidup tertib dibawah todongan senapan
kera bartangan besi gemar mandi darah dan airmata

hingga suatu waktu angin perubahan bertiup kencang
menampar wajah-wajah lesu yang tanpa nyawa
angin ini membawa percikan api dendam kesumat
yang segera membakar dada kering yang tinggal tulang,
mulut-mulut yang dibungkam, yang lelah, yang penat,
yang bosan, yang marah, yang berdarah
lalu terbakarlah segala luka dan airmata
rakyatnya pesta api!

aku meloncat terbangun dari mimpi
mimpi tadi ikut loncat dari sofa tempatku bermimpi
kini ia tak lagi jadi mimpi
ia terlempar ke masa lalu
dimana waktu menyimpannya begitu lama
agar orang-orang yang nonton tivi lupa
bahwa ia juga pernah jadi berita

mei (1998)

mei
kau bungkam
diantara
keramaian pesta
hari ini

waktu
menyimpanmu
rapat-rapat

pesta hari ini begitu ramai
warna warni balon di udara
mengganti langitmu
yang dulu hitam oleh asap
ban-ban mobil yang hangus terbakar

tembok-tembok kota sudah ditata
tak ada lagi teriakan kecewa
di jalanan penuh foto dan gambar iklan
pepesan kosong memang, tapi
tak ada lagi mayat-mayat orang lapar
yang mati terbakar

pesta hari ini adalah pesta angin
bukan pesta pora api seperti dulu
yang menyantap perut-perut orang lapar
di mal-mal dan di toko-toko

mei, kali ini kau tak ikut pesta
tak sanggup lupa pada luka
yang kini tak lagi jadi berita