Total Pageviews

Friday, August 28, 2009

suatu ketika di gedung dewan (Indonesia Raya)

lupa
lupa lupa lupa
jadi lupa
nyanyinya

terbawa pasang

sunyi dan rindu
adalah satu
waktu adalah samudera
yang menghanyutkannya

Thursday, August 27, 2009

tentang tangis

airmata adalah kata-kata
suara hati yang bergumam
di pelupuk mata

Monday, August 24, 2009

malaysia

maling!

Friday, August 21, 2009

usia muda

ia masih saja sibuk mencumbu
pinggul yang remaja,
bibir harum
dada yang ranum, merasuki
rambut-rambut hitam yang muda
terurai tak dapat ditolak
tersesat!

ada mimpi di ujung pinggang
belum juga ia renggut
dada masih saja ribut
detaknya bertengkar dengan detik:

"tunggu aku keparat!
biar ku cumbu waktu sekali lagi".

Wednesday, August 19, 2009

tentang cemburu

seperti pasopati
menebas leher karna

:geram, tak terbalas

Tuesday, August 18, 2009

takdir dan kemerdekaan

kemerdekaan adalah konta
pembebasan karna
atas konspirasi para dewa

:apakah itu merdeka
atau takdir belaka?

Friday, August 7, 2009

semalam

o, eros
pada rindunya kau serahkan aku
di dadanya rinduku berlabuh

Wednesday, August 5, 2009

POLITISI SEMBELIT

BUNG,
MULUTMU YANG BICARA DEMOKRASI ITU,
BAU TAHI!

binatang bukan?

kalau rayap makan kursi kayu
memang itu makanannya
kalau kau memburu kursi kekuasaan
binatang apakah engkau heh?!

POLITISI TAIK KUCING!

DEMOKRASI DIGAGAHI
PELACUR-PELACUR KELAS TINGGI

:HIDUP BUKAN CUMA SOAL NASI BUNG!

Tuesday, August 4, 2009

hayo, siapa berhak?!

dana lokal dari kantong pribadi,
asalnya mungkin dari korupsi sana sini
dimana-mana 'ngumbar janji basi
nafsu berkuasa bertopeng demokrasi

dana asing alias uang kapitalis
dipakai untuk 'nipu rakyat
dimana-mana 'nebar janji manis
kekayaan negeri jadi tumbal,
rakyat tetap melarat

tentang dana asing

ia tak dikenal
asalnya dari luar negeri
agak misterius
dan tak di bagi-bagi
yang tak kebagian teriak-teriak:

tolak!

doa untukmu

tawamu serupa lagu-lagu kaset nostalgia,
kisahnya itu-itu saja
:ku ulang, ulang dan ulang lagi
semoga hati tak lekang

berhentilah menangis

selalu saja kau hapus jejak perjalanan
dengan urai airmata, yang entah mengapa

usai kita bicara

selalu saja akhirnya
kusimpan setiap luka

biar beku di hati saja

maaf, tapi bukan itu

karena aku tak tahu
apa arti airmatamu

bukan aku selalu mampu
tapi airmata bukan jalanku

bukan juga aku malaikat
tapi terkadang memang harus nekat

bukan sesal yang kumau
setiap kali mataku
mengusap airmatamu

Monday, August 3, 2009

malam terang bulan

terang bulan di langit
malam sepi yang damai
jalan-jalan yang kosong
rumput-rumput di pinggir jalan
tumbuh begitu saja
tertiup angin sesekali
aspal hitam, dan
lampu-lampu yang cemburu
cemberut di atas para peronda
yang api unggunnya hampir mati
bulan sungguh terang
malam begitu sepi
jalan-jalan kosong
rumput-rumput yang sesekali bergoyang
aspal hitam dan lampu-lampu yang cemburu
para peronda yang main kartu
yang api unggunnya hampir mati
langkah kakiku tak tentu arah
dan bulan di atas kepala
jadi satu