Total Pageviews

Wednesday, December 28, 2011

pohon natal kami

ada pohon natal kecil di ruang tamu kami
yang setiap kali kami terlambat pulang
selalu ditemukan tergeletak di lantai
karena anjing hitam yang kami sayangi
senang bermain-main dengan pohon itu
(o, mungkin dia sedang berusaha membantu menghiasnya juga)

pohon natal kecil di ruang tamu
kami beli di toko buku bertahun-tahun lalu
tak tumbuh jadi besar
tetap kecil dan semakin berdebu

tapi natal selalu datang ke rumah kami
memberikan damai dan kehangatan
pada tiap butir lampu-lampu kecil warna-warni
yang kami tautkan pada pohon natal kecil di ruang tamu itu

pohon natal itu, walaupun kecil selalu terang dan ceria
berkelap kelip warna warni
membawa mata pergi ke dalam renungan
jauh menyusuri redup terang kenangan
ada haru yang sederhana pada pohon natal kecil itu

Thursday, November 24, 2011

kepada kekasihku

kau adalah rumah,
aku adalah rindu yang lindap disitu

Tuesday, November 8, 2011

mobil dinas

mobilku yang mungil, antar aku berangkat kerja
pelan-pelan saja jalannya biar tidak celaka
pilihlah jalur yang paling sepi agar tak terjebak macet atau three in one

mobilku yang manis, sudah waktunya kau berdinas
pergi dari satu tempat ke tempat lain,
kemana saja aku mau
awas, jangan terlalu pinggir, agar
kau tak menutupi jalur pengendara motor yang
nekat menyalip tanpa permisi dan basa basi

mobilku yang sabar, tunggulah di tempat parkir
hingga nanti aku memerlukanmu lagi
sabarlah menghitung waktu, seperti aku belajar
menerimamu yang dipenuhi prasangka

:"aku janji, kalau libur nanti,
kau akan ku cuci dengan keringatku,
biar bersih dan kinclong bebas gosip"

kambing siapa?

kambing hitam selalu salah dan kalah
akhirnya digorok juga,
demi melindungi kambing putih
yang merumput di tanah Papua

juga

jangan lupa,
Papua tanah air kita juga!

Monday, October 24, 2011

aku tidak tahu

aku mencintaimu dengan gugup
berharap dan bernafas dengan degup
ada apa di dalam hatimu
hanya kutemui jalan berbatu

Wednesday, October 12, 2011

bosan

aku bosan akan dunia ini
aku ingin surga, legenda turun temurun para agama
Tuhan, aku sudah kirimkan doa
mungkin kena macet dan mampir sejenak disalah satu spa ibukota
yang jelas tak sampai padaMu, ya, aku tahu itu
karena aku tak lebih baik sekarang
dosa yang kutumpuk semakin banyak, menyundul langit
mungkin akan lebih dulu sampai padaMu ketimbang doa-doaku
ah, anakMu yang tunggal itu, aku ingat Dia, dimana Dia kini
aku ingin lihat lagi rambutNya yang gondrong seksi itu
mungkin sedikit ngobrol-ngobrol tentang luka-lukaNya yang melegenda

aku bukan anak pejabat

karena orang tuaku bukan pejabat
aku tidak dapat prioritas apa-apa
kesempatan harus kucari sendiri
tak ada yang memberi cuma-cuma
segala kedudukan harus kuraih
tanpa ada surat rekomendasi

karena orang tuaku bukan pejabat
aku jadi tahu arti perjuangan
belajar jujur pada siapapun terlebih pada diri sendiri
merasakan bangga atas apa yang kupunya karena jerih payah sendiri
bukan karena aku anak pejabat yang dapat prioritas dan kemudahan dimana-mana

karena orang tuaku bukan pejabat
aku belajar berterimakasih dan bersyukur
mensyukuri apa yang kupunya dan yang tak kupunyai
belajar menghargai dan menghormati hak-hak orang lain
karena aku tidak pernah merampas kesempatan dari mereka,
kesempatan atas hak bersaing secara sehat disegala bidang
tanpa melihat latar belakang dan siapa bapak ibumu

karena orang tuaku bukan pejabat
aku belajar keberanian yang sejati,
belajar bertanggung jawab atas apa yang kulakukan
tanpa ada yang melindungiku dari belakang

karena orang tuaku bukan pejabat
aku belajar jadi manusia yang sejatinya adalah manusia

ironi

ada yang salah di sini (Indonesiaku tercinta),
:jika kau pejabat tapi jujur

Monday, October 10, 2011

ini bukan reality show

bulan purnama yang hangat
dan gemintang biru di langit
tak lagi indah dalam puisiku
sudah tak ada lagi aroma bunga
dalam rima dan bait
nafsu dan hasrat hilang jiwanya
kini puisiku kotor
hanya mencaci maki nasibnya
yang tak bisa berpaling lagi
tidak bisa lagi untuk tidak bicara
tentang penindasan oleh bangsa atas bangsanya sendiri
rasa muak yang mencekik leher ketika koruptor dan tukang suap jadi bintang televisi
dan partai politik berlomba-lomba mencari tempat di gedung dewan dan kursi menteri

dan bangsaku
dan negeriku
dan rakyatku
ada anak-anak yang menderita gizi buruk dan mati
masih banyak anak-anak masa depan yang mimpi untuk sekolah
lalu buruh yang kini hak-haknya di ambil alih serikat buruh dan LSM gadungan
lalu para tani di desa-desa yang nasibnya tak pernah berubah sejak dulu kala
lalu para cendikiawan dan ilmuwan yang pergi keluar negeri karena disini tak berharga ilmunya
lalu warga kota yang sempit gang rumahnya, yang banjir sampai atap rumah ketika musim hujan tiba
lalu desa-desa yang tidak berkembang karena ditinggal pemudanya yang kesepian
jadi petualang di kota
lalu warga pedalaman yang hilang hutannya lalu demonstrasi di jalan-jalan karena hasutan sekelompok orang yang tidak dapat jatah atas hutan yang hilang itu
lalu segelintir agamawan dan pejabat daerah yang menindas orang-orang Kristen yang hilang hak ibadahnya,
lalu teror yang terus menerus menghantui tanpa bisa dilacak, ada juga teror terang-terangan yang tak perlu dilacak tapi juga dibiarkan begitu saja

aku lihat lagi langit malam ini, ada purnama di situ
ternyata sinarnya tak lagi hangat
ada bintang-bintang di situ yang hilang daya tariknya
ah, puisiku kini gelisah dan marah

mengapa?

aku bertanya, mengapa?
dari sekian banyak fakultas hukum yang melahirkan banyak sekali para sarjana hukum di negeri ini, ternyata tidak juga mampu menangkap para koruptor dan pelaku suap yang setiap hari diberitakan ditelevisi.
bau bangkai itu menusuk sekali bung, jangan tutup hidungmu!

Wednesday, September 21, 2011

jalan keluar

bebas merdeka
terpasung makam jiwa
kematianlah

tak usah cari
jalan sudah benderang
bersiap diri

Friday, September 16, 2011

haiku: ayah ibu

waktu berlari
menggendongku menjauh
tinggalkan rumah

doa-doamu
terurai mengiringi
bekalku kini

luka-lukamu
guratan pada peta
merintis jalan

aku terlalu
lupa pulang berkabar
sesat sendiri

panjanglah usia
doa singkat, sehatlah
tunggulah aku

tertawalah kau
hari tuamu nanti
aku rindukan

anak cucumu
sejarah panjang usia
timanglah lagi

Monday, September 12, 2011

our wedding song

as we walk as one
miss u in a heart beat
you are sexy girl

Friday, September 9, 2011

lawan aku

seribu wajah
jadi saksi si sunyi
bertarung sengit

sedih

menukik tajam
ingat rumah di lembah
sesat ditempuh

Wednesday, September 7, 2011

rumah

elang melayang
lamun di langit tinggi
rindu sarangnya

Tuesday, September 6, 2011

bergerak

seekor ikan
berenang-renang jauh
mencari laut

haiku bosan

ada berita
koruptor ditangkapi
cuma selingan

ada berita
partai peduli rakyat
ada perlunya

berita lagi
komodo aset bangsa
memang begitu!

berita lagi
mudik lebaran ramai
tragedi kampung

berita lagi
aparat main preman
berita basi

berita lagi
rakyat bosan dibohongi
sudah berkarat

berita lagi
kemajuan bangsa, eh
hanya mimpiku

Wednesday, August 24, 2011

lari pagi

mimpi yang kau kejar
sebenarnya tak pernah berlari
hanya kau sendiri yang berlari
mengejar mimpi
yang tak kau mengerti

bingung

di kota yang kau sebut metropolitan
tak sadar semua orang di sana jumpalitan
dari sekedar cari makan sampai yang cari kepuasan
dimana-mana semua orang cari uang, uang dan uang
mulai dari copet kelas ekonomi sampai copet kelas VIP
ada juga yang jadi pengusaha kecil-kecilan
atau jadi pengusaha kekecilan, bisnis aurat!

di kota yang kau sebut metropolitan
semua orang jumpalitan

Monday, August 22, 2011

surat

surat di balas surat
koruptor tak ada yang terjerat
KPK cuma jadi alat
juga kejaksaan dan polisi bangsat
kepada kuasa dan uang
semua berkiblat
bukan pada rakyat
sekali lagi...
BUKAN PADA RAKYAT

kalo saya yang tulis surat
cuma satu saya minta syarat
GANTUNG KORUPTOR-KORUPTOR, KEPARAT!
tapi pada siapa hendak bersurat
para aparat sudah jadi para keparat



Wednesday, August 3, 2011

kebahagiaan sejati

dia ada tapi tak terlihat mata
kau harus menyelam dalam-dalam
ke dalam luka dan derita

Monday, August 1, 2011

sibuk sendiri

o, nani nani o,
tahukah kau arti sunyi?!

taman bunga

kota adalah sebuah taman penuh bunga
di dalamnya bunga-bunga berkelopak merah dan biru
berkilauan sayap kupu-kupu disekitarnya
kita hanya duduk-duduk saja di pinggir taman
menikmati dongeng masa kecil tentang pembangunan
di sana mimpi-mimpi dilabuhkan tanpa keraguan
sampai akhirnya kita seperti laron-laron yang kehilangan sayap
di bawah terang lampu neon yang memabukkan,
menanti ajal
mungkin sejarah tak pernah kembali untuk menyesal
tapi waktu disini tak dapat berhenti berjalan
seperti kaki-kaki para pengusung keranda si mati

pembodohan lagi nih!

korupsi ramai
semua "aku suci"
rakyat dibodohi

acara tivi;
penguasa buang tai
rakyat diberaki

ibu para pendosa

di sini aku, terombang ambing oleh waktu,
terbungkus raga dari sang Maha Pemberi
dan gerombolan serigala setiap saat mengintai di setiap perempatan jalan
teman bagi domba-domba yang tersesat

sebab belantara kota nun jauh dari padang yang berumput hijau
surga para pengembara yang terlena oleh kemolekan sang maut

sebab itu aku pulang
mencari ibu yang di bawah kakinya menginjak sang ular itu sendiri
sebab hatinya penuh airmata para pendosa

Thursday, July 21, 2011

dukaku satu

suatu ketika
hanya akan ada satu duka
saat dimana aku tak lagi dapat
membalas senyum dan tatapanmu
untukku

(inspired by karna, a night before "karna tanding" love letter for his wife)

berhenti

suatu ketika segalanya tampak samar
buram dan kabur melebur di bola mata,
aku melintasi siang-malam
begitu cepatnya hingga ku kira
akulah sang waktu itu sendiri

o orang-orang yang terpasung

nyanyikanlah kesunyian ini,
nyanyikan kesunyian ini karena,

pelan-pelan semua hilang
dalam samar dan terang

dilintasan waktu banyak yang tertinggal
aku yang begitu cepat atau aku yang begitu diam

semua kini tak lagi sama

Friday, July 8, 2011

kesia-siaan yang agung

akulah segala kesia-siaan
binatang berkaki dua berhati batu
ciptaanmu yang agung
dari segala luka dan dendam
sebuah kesempurnaan
bagi jiwa yang gersang dan haus,
jiwamu

akulah segala kesia-siaan
lahir dari api angkara hati
segala kutuk ada padaku
tubuhku bejana usang
di dalamnya dosa berulang

akulah segala kesia-siaan
ciptaanmu yang paling agung

Tuesday, July 5, 2011

sedekah bukan solusi

lelaki renta
peminta-minta
di pagar rumahku
pagi ini
ingatkan aku
kita belum merdeka
sepenuhnya

balada Karna

Karna o Karna
pahlawan negeri astina
kakak yang dibuang
anak yang hilang
ksatria gagah berani
berjiwa ikhlas dan murni

gugur oleh pasopati
pamungkas sang adik yang buta hati
dimedan tempur kurusetra
serahkan nyawa
demi sumpah dan janji

disimpannya pedih dan luka
kasih ibu yang hanyut di sungai gangga
terbayar sudah

si anak yang dibuang
kakak sulung Pandawa lima
terbaring kaku di hadapan
harum semerbak bunga para dewa
jemput sang adipati

teriring duka dan sesal
para saudara dan ibunya


terngiang di telinga ibu, janji Karna padanya;
"apapun yang terjadi anak ibu akan tetap lima, itu janjiku padamu"

dongeng sebelum tidur

jika datang waktuku
aku mau itu
dengan segala kenangan
manis dan pahit
jadi kisah yang dibaca kembali

jadi dongeng pengantar tidur kelak
di sisi tempatku berbaring
aku mau itu abadi
mungkin, tidak bagiku
tapi untukmu dan dunia

seperti airmata dan luka-luka kekasihku
yang mengajarkan tentang cinta dan pengorbanan

seperti gelas-gelas bir yang kosong
menjelma tawa dan kehangatan
sampai nanti kawanku!

seperti kelok dan tanjakan pada pendakian
menguras tenaga dan keringat para pendaki
jatuh dan meresap digunung-gunung permai
jadi kristal-kristal kenangan yang
dibawa pulang dalam ransel dan sepatunya

aku mau itu
jika datang waktuku
di sisi tempatku berbaring
aku mau kau ada di situ
jadi yang terakhir di mataku

Tuesday, June 28, 2011

Malin Kundang jadi batu

Malin Kundang dan Ibunya
hidup miskin di kota Padang
kemiskinan ini akibat dan warisan
dari penguasa lama ke penguasa baru
jaman itu pembangunan tidak merata
daerah tidak dapat perhatian pemerintah
penguasa saling tumpas berebut kuasa

demi Ibu dan warga kampungnya
Malin bertekad merantau
agar dapat ilmu dan modal
membangun kampung halamannya

tibalah waktu Malin akan berangkat
Ibunda sedih tapi bangga, lihat anaknya gagah
kelak jadi pahlawan di kampungnya
hanya doa dan petuah bekal yang diberinya
"Malin Ku sayang, pesan Ku hanya satu, jangan
kau sakiti hati orang,
bekerjalah dengan jujur dan sungguh-sungguh"

Malin mengangguk penuh pengertian;
"baik Bunda, Malin tak akan lupakan,
Ibu dan orang-orang kampung kita"

lalu Malin berlayar
meninggalkan Ibu dan teluk bayur
merantau ke Jakarta
hendak merubah nasibnya

sesampai di ibu kota
bekerja apa saja
jadi kondektur metromini
sampai berdagang VCD bajakan
pernah juga jadi copet di pasar Senen
dikeroyok massa lalu digelandang ke bui
ternyata ibukota lebih kejam dari ibu tiri
tapi Malin tak putus asa

nasib harus berubah, harus jadi orang kaya
keluar penjara Malin makin jadi
jadi rampok kecil-kecilan dan preman
sampai akhirnya roda berputar
Malin bertemu anak pengusaha
mereka jatuh cinta lalu menikah
Malin lalu dapat warisan
jadi pengusaha disegala bidang
Malin kaya raya dan semakin ambisius
ia tergoda bermain politik
masuk partai besar di negeri ini
supaya bisa jadi pejabat
atau jadi anggota dewan
sogok sana sogok sini
lalu jadilah ia anggota DPR

Malin belum puas juga
setelah jadi anggota DPR Malin terima suap
jual beli hutan, jadi calo anggaran
akhirnya Malin ditangkap KPK
Malin Kundang masuk tivi
sebagai tersangka KORUPTOR
sang bunda saksikan dari jauh
hatinya sedih tak terperi, malu tentu
segala nasihat dan doanya
SIA-SIA,

begitu sakit hati bunda
lihat anaknya jadi KORUPTOR
dari jauh terucap sumpah
"jadilah kau BATU!",
Tuhan dengar sumpah ibunda
lalu dikabulkanNya

Malin yang KORUPTOR jadi batu
meskipun sedih hatinya Ibunda bersyukur;

"syukurlah ia jadi batu, sebelum lari ke singapura,
dan menyakiti hati orang lebih banyak lagi"

si bawang putih

kisah si Bawang Putih
disiksa ibu tiri
setiap hari bekerja dan didera
tersiksa hati tersiksa diri
Bawang Putih sudah letih
memutuskan melarikan diri
lihat tetangga jadi TKI
tergiur hatinya untuk pergi

Bawang Putih jadi TKI
di negeri orang mencari jati diri
ternyata jadi TKI tak jauh berbeda
sang majikan tak ubah ibu tiri
Bawang Putih disiksa dan dipukuli
sampai suatu hari;

CUKUP sudah, Ya basta!
penindas harus dilawan

dengan kesadaran penuh
Bawang Putih ambil pisau
ditancapkannya ke leher majikan
majikannya mati
Bawang Putih memilih lari
ketimbang ke KBRI, lalu
tibalah ia dihutan belantara
Bawang Putih haus dan lelah
di sebuah gubuk ia rebah

gubuk di tengah belantara
milik seorang nenek renta
ditolongnya Bawang Putih
Bawang Putih lalu bertanya,
"siapakah nenek?"
nenek menjawab:
"aku sama sepertimu,
mantan TKI, sekarang pemberontak,
kini aku orang bebas, begitu juga kau"

akhirnya bersama-sama si nenek
bawang putih jadi aktivis
hutan belantara jadi pusat pergerakan
membantu dan memberikan pertolongan
bagi para buruh migran yang membutuhkan
PERLINDUNGAN

Hand Phone untuk TKI

ketik:
TKI_spasi
DISIKSA
kirim ke:
MENAKERTRANS

Wednesday, June 22, 2011

lukisan

sisa sisa waktu kau lukis juga
goresan demi goresannya
tergambar sesal dan kesia-siaan
kadang masih juga kau goyang
karena hidup berat memang
dalam sisa-sisa kau lukis harapan
pengganti waktu yang terbuang
siapa tahu ada yang beli
lukisan sisa-sisa harapan

Bali

di tanahmu yang agung
bersemayam dewa-dewa,
sesaji dan puja puji
aroma dupa di pura suci
tak pernah berhenti

di pantaimu
bule-bule tanpa baju tanpa celana
tubuh mereka rona menyala
hilir mudik dengan merdeka
berbuat semau-maunya
pulaumu surga mereka

tapi,
dewa-dewamu tak pernah marah
tetap tenang bersemayam
sebab sesaji dan puja puji
dan aroma dupa tak pernah berhenti

di pura suci hati menjadi suci
di pulau surga tak pernah ada benci


catatan:

"Dewa dewa di Bali sepertinya tidak pernah takut umatnya tidak lagi ke pergi ke Pura, Dewa juga tidak iri sama bule yang suka pamer aurat, dan umatnya juga menerima pesan itu dengan jelas dan terang,
so what ever people do is what ever, still i have my own faith, welocme to my Paradise bli..disini aman gak ada FPI haha"

menuju batas

"my dear lovely wife"
kita adalah gelombang
kadang beriringan
sering juga bertabrakan
karena angin sungguh bebas
di laut luas tak tahu dimana batas
kau dan aku
terombang ambing
mengaliri waktu
dengan air mata juga
tergarami sudah
juga tawa
kuselami dia
dengan cinta selamanya
mengarungi angin
menuju batas

Friday, June 17, 2011

o kekasihku

aku hanyalah mimpimu yang tak sempurna

Wednesday, June 15, 2011

nostalgia (pendakian ke Gunung Slamet)


1.
salam perpisahan sang kekasih adalah doa
di stasiun kereta malam perjalanan dimulai
kereta malam mendengus bersiap, menembus gulita
tinggalkan ibu kota pergi jauh, sejauh-jauhnya
membawa segala keceriaan dan harapan
siap-siap, ayo berangkat!

2.
pagi-pagi sekali di stasiun purwokerto
udara subuh menyapa dingin para penumpang
suasana sepi aroma kota kecil sederhana
pagi yang sempurna
hati yang tak sabar perut yang lapar
melonjak keluar menuju warung yang menanti sabar
hei pendaki, selamat jumpa!

3.
naikkan carrier matahari sudah bangun
lanjutkan perjalanan menuju kaki Slamet
kota ini menggeliat, anak-anak sekolah, pedagang pasar,
petani yang bersiap menuju ladang
orang-orang yang apa adanya
(benih-benih kerinduan ini mulai tumbuh jadi bunga kenangan)
apa kabar bangsaku!

4.
ladang ladang yang baru ditinggalkan embun
wangi tanah wangi rumput di udara sejuk segar
pohon-pohon pinus menjulang riuh burung-burung di dahannya
waktu berkirim kabar, kaki gunung itu terjelang juga
menjulang angkuh si tua bangka, kepalanya botak bertopikan awan
ha ha siap-siap kawan!

5.
perbekalan disiapkan, juga jiwa dan nyali
pendakian akan dimulai, dengan doa-doa seadanya
minta lindungan dan selamat, mampus kau pendaki!
bau ini kotoran sapi, bekal tambahan agar kau tetap sadar
ya ya, nikmatilah selagi bisa, doa seadanya kok minta selamat!
ah bau ini menusuk sekali bung @#**_*(&^!

6.
perhentian pertama adalah pintu hutan
menikmati rumput yang basah, badan yang basah
bibir dan tenggorokan juga basah
ladang kentang dan pematangnya batas
antara desa dan hutan cemara raya
ah, sungguh tempat impian,
mata berkunang-kunang, ah, angin sialan!
jangan bawa semangatku terbang
jangan lupakan aku, bawa juga aku
ayo bangun, kita jalan lagi!

7.
langkah kaki semakin berat
jalan setapak ini tak kenal kasihan
sementara awan mengintai dibalik pepohonan
hei matahari, mengapa kau pergi, celaka!
hujan lalu turunlah, senja yang basah dan suram
sedang perjalanan belum sampai di peristirahatan
dingin ini menggasak nyali, jahanam.
berhenti dan bangun tenda secepatnya!

8.
Ahh, akhirnya!
berkat gigil, bersatu
dan bapak pedang jepang
tenda menatap angkasa
di sebelah belantara,
meski mabuk tampangnya
namun lihai bawa letih
pergi ke alam mimpi
berhangat-hangatan
dengan sang kekasih

9.
Hey matahari yang masih tidur
di balik kabut pagi
dalam doa tenda terlipat sudah
usai kopi, kudapan dan rokok
melangkah kembali kami mesti
dengan semangat di hati
dan carrier di punggung,
yang di tulang laksana duri
menuju leher slamet
yang dekat di mata, jauh di kaki

10.
tikungan demi tikungan
tanjakan yang memang dari awal tak pernah habis
memakan perbekalan udara dalam paru-paru
"..oOo alah Met.. met, kok koyo ngene toh awakmu, wuua..suuu?!"

separuh hari antar kami di rumah singgah
bangunkan api si api unggun
hangatkan rumah papan, hangatkan suasana
kembali dengan canda, ah pendaki
dimanapun berjumpa
kita semua adalah saudara

11.
malam yang dingin jadi hangat
di lereng tebing gubuk kayu adalah rumah
secangkir kopi dan beberapa batang rokok
obrolan akrab, ah suasana ini kapan lagi
bicara tentang besok pagi dan puncak para pendaki
kau, aku, gunung ini, hutan ini adalah satu
selamat tidur kawan, mimpi indah!

12.
pendakian puncak dimulai
kembali doa-doa mengudara
kali ini tidak seadanya, mohon keselamatan dan lindungan
sungguh-sungguh!
gunung ini tidak main-main rupanya
sebatu demi batu terlewati, puncak dan matahari dijelang
semakin dekat dan akhirnya,..
tanah tertinggi di bumi jawa bagian tengah
kami sampai!

kau, jangan tanya rasanya seperti apa,
sekali lagi jangan, karena tak dapat ku jawab
hanya saja, ada rasa sayang menyelimuti, sayang sekali
ah bumiku!

oleh:
thomas dan anes yang merindukan pendakian berikutnya

Tuesday, June 7, 2011

iman

marilah kita berpuisi
sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing

dendam

makan
atau
dimakan

Tuesday, May 10, 2011

membaca doa

doa yang kubaca selalu patah
aku sering lupa mencatat luka

bertanya

diantara halaman buku yang kubaca
aroma subuh memenuhi udara

sayup-sayup terucap doa
yang kupanjatkan susah payah

adakah sampai?

Monday, May 2, 2011

hanya eforia

apa betul kau berjuang bung?!
apakah doa-doa dan sumpah serapahmu tulus?
apa sudah kau lakukan sesuatu untuk kaummu?
atau, apakah kau juga merasakan kau adalah mereka?

jika belum, artinya itu cuma satu :

hanya eforia di hari buruh, yang hilang
setelah satu berganti dua
itulah kau!


: kepada semua tukang kritik dan yang berteriak, berslogan dan memaki-maki tentang nasib buruk para buruh, yang bukan buruh dan yang tidak melakukan apa-apa selain membacot!

May Day (hari buruh)

memeperingati hari buruh
ber-aksi setahun sekali
ramai-ramai demonstrasi
setelah itu sepi,

lalu dimana perjuangannya?

jika memang tertindas,
jika memang bukan pemalas
jika memang sadar dan bukan cuma alas

mogoklah bekerja
setiap hari sampai tuntutan terpenuhi
jangan kompromi!

Thursday, April 21, 2011

no body is perfect

melakukan sebuah kebodohan
adalah hasil pemikiran yang belum sempurna

Wednesday, April 20, 2011

bangkit

sebuah keajaiban,

bunga harapan yang berbuah
berkat penantian yang tabah

menyerah

mengubur harapan
bersama-sama dengan jiwamu sendiri

pasrah

meletakkan harapan
pada satu kemungkinan yang berada jauh
diluar batas nalar manusia

Tuesday, April 19, 2011

buah terlarang di taman eden

maka,
pergilah
semua jawab
pada tanya

dan

tanya

adalah kutuk paling purba

dia,
tak pernah puas
atas segala jawab

dia
pengembara,
mengutuki
pengetahuan
dengan ingin tahu

dia
adalah mata yang calik

o Tuhan,
mengapa ada buah itu
di tamanMu,...dan

hei, Kaukah ular itu?

Thursday, April 7, 2011

jakarta

istana gading yang tinggi

Friday, April 1, 2011

DPR

KORUPTOR
CALON KORUPTOR
OPORTUNIS KOMPLEKS

gedung baru DPR

PENGHINAAN
SEMAKIN
KETERLALUAN!

Tuesday, March 29, 2011

jenuh

meja kantor
dan segunung berkas

intrik kotor

rutinitas

Tuesday, March 22, 2011

Datanglah

kerajaanMu

ku rindu

Wednesday, March 9, 2011

pencarian

aku melihat matamu
tapi tak dapat kupandangi
aku mencium bau harum tubuhmu
tapi tak dapat kusesapi
aku mendengar suara lembutmu
tapi tak bicara padaku

aku mencarimu,

menyusuri dingin kaku garis-garis
tembok kamar
diantara detak detik jam dinding yang bosan
sementara lirih gerimis
bercampur gelap malam
bersenandung tentang sepi yang tak
tertandingi

aku masih mencarimu

udara begini sesak
hening ini begini ngilu
merambati ujung ujung jemari

ah, mungkin aku rindu hujan

gerimis

gerimis
tak pernah habis

di kotaku yang selalu

basah

dimana lagi
kucari

kisah cinta

jika langit tak lagi
berbulan

tak lagi
gemintang

kau yang duduk
manis

tak lagi dapat
kunikmati

perjalanan begini
jauh

penunjuk arah
tertutup debu

sungguh jarak
tak dapat

kubunuh

kau yang duduk
manis

kotaku yang simpan
ini gerimis

Friday, March 4, 2011

metafora semu

aku adalah metafora
yang ombak,
yang mati
di bibir pantai

meski gelombang
kau kirim

ribuan gairah
dari ujung samudera

yang lunglai
yang pecah
di tubuh karang

aku adalah imaji
yang sesat
yang mabuk
kata-kata

terkapar
mengutuki nasib

aku adalah kata
yang hilang
di danau matamu
tenggelam

yang rindu makna

aku adalah mimpi
yang kelam
dalam tidur malammu
yang kehilanganmu

Tuesday, March 1, 2011

seek and destroy

temukan dan hancurkan
keyakinanmu
agamamu

jadilah manusia

bukan keyakinan atau
bahkan agama yang menjadikanmu mulia

hati nurani dan akal pikiran
yang membuatnya

temukan dan hancurkan saja
keyakinanmu
agamamu

Tuhan tidak tinggal
dalam bilik-bilik sempit
keyakinan yang buta

sudahkah kau selidiki tubuhNya
yang penuh luka itu?

aku cinta kau

aku mencintaimu
seperti anak-anak gerimis
yang turun pagi ini


*berteduh di pinggir jalan berduaan, waktu hujan turun pagi ini

Friday, February 25, 2011

neokolonialisme (kayaknya)

koloni orang-orang suci (katanya),
menyerang yang (katanya) murtad

tujuannya tetap sama
uang dan kuasa
disuruh nabi (katanya)

aku ingin terbang


aku ingin
terbang
jauh tinggi

ke angkasa

mengepakkan
sayapku yang

perkasa

angin dan langit
adalah

milikku

aku ingin terbang
melayang kesana kemari

mencumbu
atap-atap
dunia

menukik tajam,

menebas awan

dan

hujan

aku ingin hinggap,
tertidur dan bermimpi
lelap dalam

hangat matahari

menyepi dan

tenggelam

jalan sunyi

kebenaran adalah jalan sunyi
tersembunyi dalam senyuman
orang lain tak harus mengerti, biarlah sudah
tak usah berkeluh kesah, apalagi airmata
itu penghianatan atas pilihan
luka-luka adalah pamungkas
tebas leherku dan aku akan tetap tegak
tikam jantungku,
dan aku akan berjalan dalam diam
dalam kesendirian
dalam sunyi

Thursday, February 24, 2011

kebohongan

keterpaksaan
kesenangan
keharusan

luka yang meninggalkan bekas
pada kehidupan,
pada kematian

mencari jalan

kebahagiaan adalah mimpi
yang tak terbeli

luka selalu ada
mendiami rumah yang sunyi

dimana kau Tuhan,
adakah dosa menutup jalan?

Wednesday, February 16, 2011

koruptor di Indonesia

di tanahku yang keras
korupsi tumbuh subur
seperti kutu penghisap darah

Wednesday, February 2, 2011

mengenang para "Bung"

hatimu bung,
kau simpan dimana
jiwamu bung,
hilang dimana
semangatmu bung
tenggelam sudah
rakyatmu bung
rakyat Indonesia

Monday, January 10, 2011

si hebat

setan ya setan
peduli omong orang
aku si hebat

si hebat raja
raja segala bola
paling bisalah!

jangan turunkan
pun penjara tak mampu
(aku) tak punya malu!

tak juara
tak apa-apalah ya!
sudah biasa

Friday, January 7, 2011

ribuan jarak waktu

dulu begitu dekat rasanya
tak sampai luka
sudah tiba dirumahmu
sekarang tak bisa
perlu waktu ribuan
untuk sampai

doktrinasi amnesia

lupakan semua!
sejarah itu dosa
jeritmu ngeri

perang

dalam dadaku
luka dan waktu, satu
perang yang panjang