airmata mengoyak
wajah duka
ketika
salam perpisahan
hinggap di telinga
nyeri menujam
telapak kaki
dada kembara bergetar
menanggung ragu
perjalanan pulang
sore itu
hujan tak jemu
membasuh wajah bumi
temaram langit jadi saksi
muram jiwa
melawan durjana
kehendak hati
melawan mati
patahkan jarum-jarum jam itu
berjalanlah selamanya tanpa waktu
tembok-tembok fana
airmata fana
luka-luka fana
berjalanlah selamanya
tanpa batas waktu
bebaslah
merdekalah
terbanglah
menarilah
Monday, December 22, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
siapa yang pergi maz? kemane? kenape? lalu, kenapa ragu?
hehe, banyak ye pertanyaannye!
g tau neh jawaban lo:
"mo tauuuuuuuuuuu aza!" hehe
sebenernya susah jg ni maz nyambungnya gua, karena tiba2 ada diksi:
"patahkan jarum-jarum jam itu
berjalanlah selamanya tanpa waktu
tembok-tembok fana
airmata fana
luka-luka fana"
apa, maksudnya kata kata ini & terusannya, lo tujukan ke subyek yg pergi itu ye?!
kalo untuk bagian itu, g agak teringat puisi Saut ya... yang ada kata merah darah...
Post a Comment