apa kabarmu hari ini

tak banyak yang diberikan
hanya sedikit saja waktu
sepasang telinga yang berjanji setia,
"hey, you have my ears"
untuk setiap keluh dan kesah,
untuk luka
untuk tawa

"so, how are you today?"

sejenak kuresapi,
wajahmu yang manis,
suara dan caramu bicara
dan ku jawab;
"ya hari ini indah, seindah canda tawamu"
dan waktu
cepat berlalu
tinggal sepasang mata belia
yang ganggu tidurku
"selamat malam kangen, selamat bermain
dalam labirin mimpi
yang maha luas"

silent night

natal adalah sepasang telinga
yang menyembuhkan luka
dan kasih sederhana
adalah damai yang diam
dan aku, tersesat
dalam sunyi malam natal
yang selalu ku rindu

rinduku padamu

kepada pantai
ombak surutkan rindunya
di ujung cakrawala berlabuh
rindu sang surya
dan
rinduku padamu
terbang bersama angin
menguap
di kaki waktu

doa hari ini

doa dan harapan
bersayap terbang ke langit
membisikkan namamu
: kau yang terindah

aku ingin menjadi hujan yang menemanimu

aku ingin menjadi hujan
pada senja yang kau nanti
sepenuh hati

aku ingin menjadi hujan
pada senja itu
menemanimu
sepenuh hati

ah andai aku hujan
andai kau ngerti

badai biru

kau adalah badai
penggoda yang lihai
lautku rindu gelombang
rindu tualang

wahai ombak pasang
biar aku bermain dan tenggelam
aku tahu ini cuma ombak
cuma gelombang
cuma tualang

ya aku tahu itu

biar saja
jadi kenangan
jadi mimpi-mimpiku besok malam

kau adalah badai
yang biru membara
di lautku di mimpiku

zarathustra

yang dulu patah oleh kata-kata
tenggelam dalam banjir metafora
kini tumbuh dan berbunga
dalam sunyi yang ricuh
sang ingin tahu

sang penghasut

cinta adalah dusta mata
dialah sang penghasut
perasuk hati dan jiwa
pencipta ilusi sejati
lihat!
dia ciptakan pelangi
di kepalamu

payung-payung hitam

payung-payung hitam berkirim kabar padamu

tentang nasib para penyintas, yang hidup di bawah payung hitam,
di bawah bayang-bayang hitam,di bawah anarki yang hitam

di dalam memori yang hitam; tentang peluru,tentang popor senapan

tentang anak yang mati, ibu yang mati, ayah yang mati

tentang keadilan yang mati!

payung-payung hitam berkirim kabar padamu

padamu yang diam, padamu yang tuli, padamu yang bisu

padamu yang pengecut! padamu!

ya padamu!

yang berdiam di dalam istana yang tahu dan mampu

tapi diam saja!

aku sendiri mendatangi sunyi

aku sendiri
mendatangi sunyi
dunia tak ku hirau
aku mendekat dan
menjauh
memuncaki sepi
ke lubuk terdalam
para pemuncak
sunyi

seandainya kita tahu tentang senja

hanya pemilik senja yang mengerti
mengapa merah dan jingga
tersampir pada jubahnya

demikianlah
menjadi

kita tak maha tahu

sebentar saja

waktu hanyalah senja
dan dosa
adalah jalan panjang
menuju pulang

arti cinta dan hidup

Sahabat

dua kali dimamah maut
oleh cinta hidup tertambat
baru berarti mereguk hidup
jika derita duka sahabat

Berlin, April 1959 oleh Agam Wispi
dikutip dari Rumah Asep Samboja

graffiti dan ilusi

secangkir kopi

sunyi di pagi hari

dan kata-kata menyeretku

pada kenang-kenang

yang sedang kau ukir 

jadi graffiti

di hatiku

yang menjelma rindu

dan kata-kata 

menyeretku semakin jauh

mabuk ilusi 

abadi

aku ingin terus berjalan bersamamu
berpetualang sepanjang waktu
sepanjang jarak pandang kita yang kelabu
dan bila tiba sang masa, aku ingin terus berjalan
berjalan dan berjalan melewati segala
segala kenang-kenang, segala sedih dan senang
segala matahari dan bintang dan bulan
siang dan malam

: aku ingin terus berjalan bersamamu, itu saja

aku tak tahu

Tuhan,
aku tahu
aku sedang Kau diuji

yang aku tak tahu
iman, atau nyaliku

:yang Kau uji

gerbang gereja

tiran dan gembok
bungkam penguasa di
: gerbang gereja

di Indonesia, asal loe punya gembok, loe bisa segel gereja.
gak apa-apa, sumpah!

mencari arti

kata-kata terlanjur mencintaimu
saat kau datang kata-kata lompat kegirangan
saat kau pergi ia pergi mencari
seperti anak-anak kecil yang main petak umpet
kau dan kata saling cari dan sembunyi
ada yang sembunyi ada yang mencari
kata-kata mencarimu
dalam kusutnya makna
kau entah dimana...

mabuk kata

aku bermain kata-kata
seperti puisi mempermainkanku
dan sajak dan rima dan bergelas-gelas bir dan
musik rock n roll
mabuk bersama
jatuh kedalam lamunan nun jauh
entah apa entah mengapa
kita mulai perjalanan
kata demi kata lalu berlalu
dan sajak dan rima
bir dan rock  n roll
kita dan kata-kata
semakin mabuk dan larut

aku vs malam

wahai malam
sungguh mantramu terkutuk
sajakku mati diterkam kantuk
tinggal aku sendiri yang melawan
tanpa sajak tanpa kawan
ayo tanding!
satu lawan satu

kicaumu rindu

kau yang merdu

kicaumu adalah rindu

yang mulai akrab

waktu kau jauh

jarak 

jadi rumah 

bagi rindumu

dan 

waktu adalah seteru 

juga sekutu

dan bayang-bayang 

dan kenang-kenang

menjagamu

sepanjang jalan
dan suka cinta
dan duka cinta
adalah suar
saat pandang
tak lagi terang

stigmata

aku ini gila
pasang saja

 pasung

kadang hampa
lalu duka

lalu liar

sudah kutanam cinta
berbuah sudah nestapa

kita tak sama
maka aku gila
dan
angkara ku tikam
tapi bukan cinta

kita tak sama
angkara ku tikam
aku gila
tapi bukan cinta

aku melangkah
ke neraka

selamat jalan

in memoriam : Rangga Bahubrata

akhirnya kau sampai kawan
pada muara
samudera yang luas

arungi!

jangan ragu

Tuhan beserta!

mas&bro

"gue pengen tobat!
tapi gak bisa-bisa,
jadi gimana dong broo..?!

jawab si bro:
"hmm, mungkin mas harus ganti provider,
siapa tahu sinyalnya lebih kuat..gt?!

walah!

ilmu gigi

dosa itu kayak gigi bolong
sakitnya meresahkan lahir batin
dan bau busuknya itu loh..
kalo pas lagi apes ketiup angin,
lalu mampir dihidung orang lain waktu kita ngomong
wow..
"malu aku malu pada semut merah,
yang lagi baris di dinding, curigaan dan selalu penuh tanya..."

lantas aku jadi ingat masa kecil dulu
itu sebab mama bilang selalu:
"ayo nak, kamu harus rajin sikat gigi,
biar gigimu sehat dan gak terlanjur banyak dosa"

doa malam

Bapa yang berkuasa di surga dan sekitarnya
apa kabar?
dosaku tumbuh subur setiap hari
peluang masuk neraka stabil
rasa was-was dan khawatir selalu hadir
sekaligus harap-harap cemas
atas surga yang konon tak begitu luas

Bapa, aku tahu Engkau sungguh baik
dulu guru agamaku yang bilang, dia juga bercerita
tentang penebusan PutraMu yang gagah berani itu
yang membayar lunas segala dosa manusia dengan darahNya yang mulia
ah Kristus, sungguh Dia idolaku nomor satu sampai mati!
tapi
aku malu untuk rindu padaMu juga Yesus yang legend dan gondrong itu

seperti bungsu yang pergi dari rumah ayahnya
setelah minta harta bagiannya, lalu pulang setelah makan ampas yang dibagi dua sama babi
idiiih amit-amit...
yah! sorry to say, tapi itulah aku saat ini

Bapa, kiranya Engkau masih mau terima maluku
dan semoga masih baik padaku
aku hanya mohon satu saja, mudah-mudahan tak terlalu banyak
aku mohon kekuatan super
supaya aku dapat menghapus huruf "s"
diantara dosa-dosaku yang memalukan itu

Thanks before ya Pap!

amin

mugkin saja

entah apa jadinya hari ini
sepuluh tahun lagi
kenangan atau debu
itu kau yang mau

terserah

jangan paksa aku
untuk tak cinta
karena aku tak mau

tapi
mungkin saja
aku bisa

hatiku
hanya kertas tisu

Dementor

kebahagiaan,
sudah hilang dicuri
hati sendiri

topeng

aku menemukanmu
manusia yang sunyi
terdiam di balik
hingar bingar dunia
lelah mengejar mimpi

"mimpikukah itu?" bimbangnya

aku menemukanmu
manusia yang gigil sendiri
tertawa dan menangis
mengeja peristiwa demi peristiwa
menikmati kesejatian diri
dalam secangkir sepi dan
sebatang puisi

aku menemukanmu
manusia yang hilang
dalam mewahnya luka,
meriahnya airmata
terkapar di dasar gelas-gelas
nestapa yang tandas
tanpa balas

aku menemukanmu
manusia yang bingung,
sibuk kasak kusuk
mencari-cari

"apa yang kau cari, tanyaku?"

"wajahmu bung,
yang tadi kupakai menghalau aku"

catatan suasana : malam di pasar benhil

suatu malam di sebuah pasar
suasana ramai
di remang neon lima watt
semua orang ngobrol akrab
sambil menyiapkan
dagangan masing-masing
tak ada suasana asing
penjual dan pembeli
jual beli
kata dan tawa
asal harga cocok
ada untung sedikit
silahkan bawa
: yang penting semua senang

tukang tahu
tukang sayur
tukang buah
tukang cabe
harga nego tapi "no afgan"
maklum mau lebaran

tukang parkir
tukang makanan
santai ongkang-ongkang kaki
nunggu yang parkir
di lapak masing-masing

dan

sebatang rokok
sibuk menghisap mereka

malam di sebuah pasar
sebuah puisi yang bersahaja
yang takkan
kau baca
di supermarket
yang
paling
ramai
sekalipun

macet total

ada ide dikepalaku

ide CeMerLanNg

ide busuk

ide yang

m a l a s

ide usang

ide yang berjejal

PADAT

ada

iDe

di kePala

kU

tersumbat

uPiL

di KePalaMu

tips jadi karyawan teladan

ngomongnya banyak
kerjanya dikit
gayanya selangit
profesional abis
banyak lho yang percaya

kesimpulan:
kerjanya gak penting
yang penting ngomong dan bergaya

dua jempol buat gaya loe
sisanya buat muka loe

celengan

apa yang kau simpan pada kenang?
masa kecil yang redup terang
apa yang kau simpan dalam waktu?
batuk ayah dan susu ibu

tidur

malam ini
kita tidur berdua
bertiga dengan mimpi
berempat dengan doa
bersatu dengan sunyi

cintaku

cintaku padamu
sederhana saja
seperti menu warteg dekat rumah
murah tapi selalu meriah

mimpi insomnia

sebelum tidur
kau dikeroyok mimpi,
kau yang dikeroyok
aku yang babak belur

dogs are angel

cinta dan setiamu
tanpa syarat
selalu tulus dan bertambah
disetiap situasi dan kondisi

Tuhan menatapku
lewat matamu

waktu

berlari
ada yang tertinggal
dimasa datang

jakarta kini

roda-roda
berputar lagi
yang berkarat
diganti
seperti mendung
berganti mentari
jakarta kini
cerah lagi
warnanya
warna-warni

bunga mimpi

jika mimpi adalah pelarian atas penindasan, maka
kenangan adalah bunga-bunga yang mekar
dalam mimpimu

mimpi kosong

gambar-gambar mati
kenangan adalah jurang terjal
jejak-jejak hilang

perjalanan ini,
mimpi kosong

akhir dari sebuah perjalanan

demikianlah akhirnya,
perjalanan ini kuakhiri, dengan sekeranjang bunga,
sedikit oleh-oleh dan penggalan-penggalan cerita

sayang,
hanya itu saja
yang dapat kubawa pulang

bunga yang kukirim itu, bisu
sekedar tanda rindu dan sesal menyatu
yang tak kukirim sesegera waktu

sayang,
bunga-bunga tak bercerita

tentang riak-riak kumbolo saat senja, saat angin sejuknya
menerpamu dalam ingatanku waktu mentari tenggelam di sudut ranu
ah, kau yang bersemayam dihati, tak dapat ku raih
kabut turun, menyesap sisa-sisa hangat kopi

aku ingat kau disitu,
ketika pagi mengganti malam yang dingin
di padang lavender oro-oro ombo
aku ingat kau tenggelam bersamaku di rerimbunan ungu itu
disetiap jengkal padang savananya kutanam
jejakku dan namamu

sayang,
bunga-bunga itu tak bicara

tentang berat setiap langkah dan deru setiap tarikan nafas
yang coba taklukan tanjakan demi tanjakan

hanya doa-doa dan sunyimu yang selalu ramai berteriak;
"ayo pendaki, aku menunggumu pulang kembali.."

jalan pulang itu jauh di atas, curam dan berpasir
kabutnya menikam pelan-pelan
pasirnya menghisap tenaga dan nyali
"mahameru!"

sayang,
bunga-bunga itu tak mendengar

aku berbisik samar, "aku pasti pulang"

di lereng-lereng pasir
rinduku mengalir

sayang,
bunga-bunga itu tak bicara
sekedar tanda rindu dan sesal menyatu
yang tak kukirim sesegera waktu

catatan:
sebuah perjalanan yang melelahkan tapi sekaligus juga begitu mengesankan, tak terlukiskan rasa kasihku, terima kasihku buatmu, Tere-ku.

catatan suasana: stasiun kereta

stasiun kecil
kota kecil
tawa dan air mata
datang dan pergi
ada rindu berbunga
ada yang baru tertanam
waktu juga kawan setia
diantara datang dan pergi

tawa dan air mata
bunga-bunga yang biru
rindu kecil
stasiun kecil
kota kecil
seperti kenangan
masa kecil

hidup adalah keberanian

hidup adalah tentang keberanian
kita tak mungkin memilih dan memilah
tapi kita bisa jadi serupa karang
menancapkan kaki pada bumi
berdiri tegar
jadi takdir bagi gelombang
yang datang


karanglah yang dihantam ombak
karenanya ombak dicipta

langkah

Aku adalah koma,
Diantara ragu dan rindu

membaca puisi

mata dan kata saling sapa
namun hampa
kunikmati indahmu
namun tanpa makna

mengapa?

kalau ada pejabat lewat
pengawal di depan bising nyalakan sirine
entah dia mau kemana, pokoknya yang lain minggir
lalu apa konsekuensinya?
apakah hasil kerjanya kita nikmati
kalau ya, mengapa kita memaki?

kalau ada tukang sampah menyeberang
kadang malah harus menunggu diberi jalan
padahal beban berat dan busuk dipikulan pundak
itulah konsekuensi tukang sampah
apakah hasil kerjanya kita nikmati? YA!
mengapa kita tak sekedar memberi jalan?
O, mungkin karena tukang sampah tidak pakai pengawal

kau dan gunung batu

langkah demi langkah
pendakian demi pendakian
luka demi luka dan
kenangan pahit
mengakar dan lindap
tumbuh jadi gunung batu
yang kini coba kau sangkal
setelah sekian kali terjungkal

perjumpaan demi perjumpaan
petualangan demi petualangan
hingga sampai pada satu senyuman
menghantammu bagai silau terik siang
dan kau buta, berjalan membabi buta
tak tentu arah tujuan, kau mabuk cahaya
seperti laron pada lampu neon

langkah semakin berat sekaligus riang
sesekali kau tengok ke belakang
gunung batu itu menjulang
belum dapat kau taklukan

(*catatan untuk seorang kawan: "semoga kau menang!")

selamat tahun baru

ditunggu-tunggu dan
hanya berlalu
hanya sampah
tinggal di situ