jika mimpi adalah pelarian atas penindasan, maka
kenangan adalah bunga-bunga yang mekar
dalam mimpimu
Wednesday, June 26, 2013
mimpi kosong
gambar-gambar mati
kenangan adalah jurang terjal
jejak-jejak hilang
perjalanan ini,
mimpi kosong
kenangan adalah jurang terjal
jejak-jejak hilang
perjalanan ini,
mimpi kosong
Monday, June 10, 2013
akhir dari sebuah perjalanan
demikianlah akhirnya,
perjalanan ini kuakhiri, dengan sekeranjang bunga,
sedikit oleh-oleh dan penggalan-penggalan cerita
sayang,
hanya itu saja
yang dapat kubawa pulang
bunga yang kukirim itu, bisu
sekedar tanda rindu dan sesal menyatu
yang tak kukirim sesegera waktu
sayang,
bunga-bunga tak bercerita
tentang riak-riak kumbolo saat senja, saat angin sejuknya
menerpamu dalam ingatanku waktu mentari tenggelam di sudut ranu
ah, kau yang bersemayam dihati, tak dapat ku raih
kabut turun, menyesap sisa-sisa hangat kopi
aku ingat kau disitu,
ketika pagi mengganti malam yang dingin
di padang lavender oro-oro ombo
aku ingat kau tenggelam bersamaku di rerimbunan ungu itu
disetiap jengkal padang savananya kutanam
jejakku dan namamu
sayang,
bunga-bunga itu tak bicara
tentang berat setiap langkah dan deru setiap tarikan nafas
yang coba taklukan tanjakan demi tanjakan
hanya doa-doa dan sunyimu yang selalu ramai berteriak;
"ayo pendaki, aku menunggumu pulang kembali.."
jalan pulang itu jauh di atas, curam dan berpasir
kabutnya menikam pelan-pelan
pasirnya menghisap tenaga dan nyali
"mahameru!"
sayang,
bunga-bunga itu tak mendengar
aku berbisik samar, "aku pasti pulang"
di lereng-lereng pasir
rinduku mengalir
sayang,
bunga-bunga itu tak bicara
sekedar tanda rindu dan sesal menyatu
yang tak kukirim sesegera waktu
catatan:
sebuah perjalanan yang melelahkan tapi sekaligus juga begitu mengesankan, tak terlukiskan rasa kasihku, terima kasihku buatmu, Tere-ku.
perjalanan ini kuakhiri, dengan sekeranjang bunga,
sedikit oleh-oleh dan penggalan-penggalan cerita
sayang,
hanya itu saja
yang dapat kubawa pulang
bunga yang kukirim itu, bisu
sekedar tanda rindu dan sesal menyatu
yang tak kukirim sesegera waktu
sayang,
bunga-bunga tak bercerita
tentang riak-riak kumbolo saat senja, saat angin sejuknya
menerpamu dalam ingatanku waktu mentari tenggelam di sudut ranu
ah, kau yang bersemayam dihati, tak dapat ku raih
kabut turun, menyesap sisa-sisa hangat kopi
aku ingat kau disitu,
ketika pagi mengganti malam yang dingin
di padang lavender oro-oro ombo
aku ingat kau tenggelam bersamaku di rerimbunan ungu itu
disetiap jengkal padang savananya kutanam
jejakku dan namamu
sayang,
bunga-bunga itu tak bicara
tentang berat setiap langkah dan deru setiap tarikan nafas
yang coba taklukan tanjakan demi tanjakan
hanya doa-doa dan sunyimu yang selalu ramai berteriak;
"ayo pendaki, aku menunggumu pulang kembali.."
jalan pulang itu jauh di atas, curam dan berpasir
kabutnya menikam pelan-pelan
pasirnya menghisap tenaga dan nyali
"mahameru!"
sayang,
bunga-bunga itu tak mendengar
aku berbisik samar, "aku pasti pulang"
di lereng-lereng pasir
rinduku mengalir
sayang,
bunga-bunga itu tak bicara
sekedar tanda rindu dan sesal menyatu
yang tak kukirim sesegera waktu
catatan:
sebuah perjalanan yang melelahkan tapi sekaligus juga begitu mengesankan, tak terlukiskan rasa kasihku, terima kasihku buatmu, Tere-ku.
Subscribe to:
Posts (Atom)