Total Pageviews

Monday, July 21, 2008

kawan, jangan membiru

jika sekarang kita tak bersua
itu untuk supaya dapat kau arungi hidup
mengukir cerita-cerita tentangmu
di setiap jejak usia dan waktu
untuk kau ceritakan padaku kelak
sebagai oleh-oleh perjalananmu untukku
saat kita berjumpa
disebuah pojok kafe atau di
sudut jalan

ceritakan padaku,
seperti aku pun bercerita
tentang segala suka dan dukaku
yang ku dapati saat kuukir kisahku
pada usia dan waktu yang sama
di sisi lain perjalanan

kelak persimpangan mempertemukan kita



2 comments:

Anonymous said...

Dalam sajak, pada puisi ratapanku terkisah
badanku tintaku, rohku baitku
hiruk kota, pikuk desa, bisikkan jalur kata
tentang benci cinta, tentang suka duka
tentang rentetan mimpi, tentang pengembaraan diri
menjelma indah, terkadang buruk huruf kata

Apalah artinya kata-kata?!?
tak di dengar karena tak bersuara
hanya penggalan jejak waktu dan usia
jalani asa, mencari kunci dunia sunyi

Ku toreh bait-bait ini
di sudut jalan kota usang
kala mentari di ujung senja
sebelum ku pucat, tak mampu lagi berkisah

Aku sudah biru kawan,
sudilah kiranya mengenangku
tanpa duka, tanpa air mata

-Aneze-

ahaha..Thomaz,
ini tulisan lo maz?!
"itu untuk supaya dapat kau arungi hidup" penekanannye kurang kuat maz

Anonymous said...

hehehe..nih pencerahahnye, cupu tapi jgn di ketawain ye?!!
"mungkin" biar kuat; "supaya" nya di tanggalkan maz jadi "Itu untuk dapat kau arungi hidup" karena "supaya dapat" seolah-olah meragukan org/teman tersebut, pdhl walaupun hanya diam org tsb pasti mengukir kisah ttg diamnya iya ngga?!
tapi itu menurut awak pa'cik..
arungi juga identik dgn perairan mungkin di tambah lautan, samudera, atau mungkin jeram. jadi lebih afdol..
tapi tulisan lo yang ini keren mas
layak terbit di panggung puisi, spt lainnya juga yaitu "semakin hina saja mimpi-mimpi kami", "kami rindu melukismu lagi" & "Tak pernah berhenti berjuang"
-Aneze-