tetes-tetes darah airmata lelah menggapai langit
awan dan hujan berlalu bersama musimnya
pancaroba di tanah negeri
mendung mengintai bak pencuri
duka tak bertuan sembunyi dibalik warna warni cuaca
tipu muslihat adalah wabah yang terbawa angin
panggung pesta dibangun dengan dusta
undangan keempat penjuru dikumandangkan
penanda sebentar lagi musim kawin tiba
ular dan musang saling pagut
sambil diam-diam menghitung jembut
sebagai mahar juga kuda-kuda
kalau nanti waktu melamar tiba
Tuesday, March 24, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment