bagaimana lagi kami harus melihatmu
jika dusta dan serakah jadi menu
yang harus kami kunyah setiap hari, sementara
kolong-kolong jembatan dari dulu hingga sekarang
tak pernah sepi penghuni
kau biarkan saja gembel-gembel dan anak jalanan
mengunyah malam demi malam ditiap persimpangan
lampu merah kotamu
pinggiran kali kumuh yang airnya sudah lama berhenti mengalir
baunya sanggup merusak semua mimpi dan impian anak-anakmu
tak pernah kehilangan pesonanya
masih saja memberi mimpi bagi orang-orang kampung
yang rela menjual sawah dan kerbau sumber penghidupan
demi gemerlap kehidupan kotamu yang mereka lihat di televisi balai warga
dan kau masih berkoar-koar mengirimkan undangan kematian kepenjuru negeri
ya, kau bung!
kau pikir ini negeri punya bapakmu!
jadi kau bisa bagi-bagi warisan dengan keluargamu setelah bapakmu mati
dan kami adalah peminta-minta di depan pintu rumah mewahmu
dan kami adalah pencuri yang mengintai dapur dan kamarmu
dan kami adalah tikus-tikus di bawah lantai rumah yang berharap remah roti
jatuh dari meja makanmu
jika demikian kau berpikir
bagaimana lagi kami harus melihatmu
jika demikian, maka bersiap-siaplah!
demi mimpi-mimpimu yang memakan mimpi-mimpi kami
demi rumah mewahmu yang berhalaman luas dan berpagar tinggi
yang tak mampu kami kunjungi untuk melihat bagaimana keadaanmu,
"baik-baik sajakah kau" atau temboknya sudah menelanmu mentah-mentah
demi mobil mewahmu yang bikin marah disetiap kemacetan jam pulang kantor
dan suara sirene pengawalmu tak henti-hentinya mengusir kami pembayar pajak negeri ini
demi pelacur-pelacurmu yang adalah teman atau saudara kami
yang kau lempar ke klab-klab malam dan pinggir-pinggir jalan
setelah mimpi bapak ibunya kau tipu digemerlap lampu kotamu
demi segala yang kau cintai yang belum tentu kami perduli
karena demi,
luka-luka kami
anak-anak kami
saudara dan sanak kami
impian kami
tanah dan air kami
demi kemerdekaan dan kedaulatan
dengan tidak mengurangi rasa percaya atas diri sendiri
dan meninggalkan segala bentuk pemberhalaan
dengan bangga dan busung dada, kami angkat bicara :
"kami tidak akan pernah lagi mempercayaimu!"
Tuesday, April 28, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Ini cakep nih masuk antology Maz,
gw ikutan bikin ahh! nyolong2 tema hehehehe!
Post a Comment