ia makan wajahmu, mengunyahnya pelan-pelan
memutar waktu lebih cepat pada rautnya, lalu
meremas-remas jantungmu
hingga udara tak lagi leluasa
airmatamu adalah budak belian
tak mampu lagi menggendong luka,
ia rampas mimpi-mimpi dalam tidurmu
dan malam pun tak pernah berani menatap pagi
bau kematian tercium
dari tiap hembusan nafasmu
disetiap langkah kau tancapkan
duri ditelapak kaki
juga dalam hatimu
Wednesday, June 24, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment