Total Pageviews

Wednesday, August 20, 2008

ibu Sumarsih

menanti ia, hingga keadilan tak lagi mimpi
tulus seperti kasih yang mengalir di darah putranya
yang tumpah di meja perjamuan kudus tirani
di depan istana dan jalan-jalan revolusi

setiap nafasnya api, panasnya menusuk-nusuk
hingga ke jantung yang membusuk oleh caci maki

menuntut ia, hingga kematian tak lagi sepi
di negeri ini, di liang kubur yang menyimpan beribu nyeri
di resah pusara yang diam berjanji sepenuh hati
mengurai perih duka, hingga dendam tak lagi jadi makam

putih rambutmu adalah kibaran panji-panji semangat
pada tiap helainya airmata telah menjadi karang

1 comment:

Anonymous said...

Hehehe..Thomazzzzzz...
sori nih balesnye di satu lagi
sajak yang paten karya ente.
salam buat ibu sumarsih yang enggan melepas dendam.

1. kenapa roti; hhmm, karena coba menggubah sajaknya che "Aku Lapar"
yang mati mencuri roti di pasar.

2. "Pada antrian pangan tunggu penjaja" menggambarkan "pasar" kan banyak tuh macem2 makanan tunggu laku

3. Lyric, so kebarat-baratan ye..hehe pdhl tadinye mo
gua tulis lirik emang.

4."lekuk gemulai roti" ceritanya org tsb membayangkan roti itu lebih dr seorang perempuan pa cik karena keroncongan perutnya, tp dramitisir anda boleh juga "Benga kau Thomaz"
hahaha..

5."di balik dosa buatan tangan sendiri" hhmmm...ekspresinya di iklan Starmild..hahaha, karena mencuri itu menggunakan tangan makanya dosa buatan tangan bukan
mulut atau yang lainnya.

6."setelah massa layangkan tinju"
sekali lagi "Benga kau Thomaz", haha
dramatisasi anda mantap kawan,
tapi saya akan coba lagi
hingga tak kalah mantab..hehehe

Thanx bro, namanye juga baru pertama kali menggubah, bukan berdasarkan pengalaman pribadi
jadi yah gini deh, lain kali saya akan berjuang..hahaha..

-Cheers-