ada ragu bergelantungan dirimbun alis matamu
saat angin menggambar rindumu pada tembok kamar
diujung kota yang kau tinggalkan beberapa waktu lalu
ada sepi yang coba kau lukis dengan keluh kesahmu
di kota pelarian, yang juga menyembunyikan luka hatimu
samar-samar kubaca pada bayang matamu yang binar,
dari kejauhan saat bahumu tak dapat ku gapai
Friday, August 15, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
wahai kawan,
arigato awalnye, hehehe..
"empedu" menggambarkan pahitnya
kenangan maz,jadi ta biarin aje jangan menjelma jadi
getir luka penghalang langkah, karena sedang menapak mesa depan penuh harapan,
lalu "sambil merajut," menjelaskan
bahwa penulis sedang merencanakan,tapi tiba2 teringat ada manis juga kenangan2 yang bisa menjadi semangat meraih masa depan "lampaupun oleskan madu"
agak kesandung ye maz!
kalo menurut lo enaknye gmn dong?!
oiya..puisi lo ini gmn maz?
siapa yang ragu? lalu kenapa
tak tergapai bahunya?
atu lagi, oik dan che sudah
posting baru tuh maz, rame dah
-MERDEKA-
Post a Comment