Total Pageviews

Monday, May 19, 2008

dusta

jiwaku sedang keracunan hebat
karena makan banyak buah norma
yang dijejalkan ke mulut dan perutnya
yang tanpa ampun, tanpa permisi, tanpa henti
sejak matahari masih muda belia
hingga senja mulai mengintip di ujung masa

karena dahsyatnya racun norma itu
ia muntah-muntah dengan hebatnya
hingga mengeluarkan suara-suara
yang dengan kerasnya berbunyi
dusta! dusta! dusta!

lalu keluarlah dari muntahnya itu
berbusa-busa nasihat tentang harga diri
tentang kehormatan, tentang harta dan tahta
yang tertanam didasar segalanya
yang telah mengendap lama berlama-lama

karenanya tak kuat lagi jiwaku,
kembali dimuntahkannya
muak! muak! mmuaaakk!

lalu apa arti ketulusan dan cinta
lalu dengan apa ku maknai aku
lalu apa arti hidup, jika aku tak hidup

kepalanya pusing tujuh keliling
terbayang-bayang pada nanar matanya
tentang kebebasan
tentang kehidupan
tentang mimpi-mimpi
tentang dunia
tentang kesahajaan yang sungguh teduh
tentang api
tentang jalan terjal
tentang hasrat
tentang keringat
tentang pagi dan tentang senja
tentang segala-galanya

termenung jiwa dihantam tentang
lalu terduduk ia dengan lemasnya
menutup matanya yang basah dari dunia
merapal mantra-mantra harapan dan doa
“ya Tuhan, semoga racun itu tak menyebar
sampai ke hati yang begitu luka kini”

No comments: