musim penghujan berteman musim angin
mengintip badai di ketiak waktu
kurindu puisi yang sahaja
jujur sederhana teduhkan duka
malam tak lagi bicara, diam beribu-ribu bisu
ditikamnya cemas didekapnya jerih erat
tabir gelap menghitam pekat
bermain dusta, nista menjelma kabut
tersesat kian dalam di belantara kepalsuan
mencari cahaya terang jalan pulang, dihantam
tetes hujan dan gigilnya angin musim
pancaroba
No comments:
Post a Comment