Total Pageviews

Wednesday, November 19, 2008

ambiguitas

perempuan yang menusuk jantung malam
dengan seribu misteri airmata kata
menggantung bulan separuh pasi separuh berahi
diredup terang merkuri lampu kota yang malas
perempuan itu saksi peradaban yang dimoralisasi
oleh mulut yang meludah dan meliuri tubuhnya

jalan-jalan tua sesekali sunyi
ia adalah peneman setia yang selalu bertanya,
"siapa lelah, siapa menanti siapa?"
"aku atau kau perempuanku?"

"entah. mari tanya mereka"

1 comment:

Anonymous said...

Wuihh, mas!ko lo ngeriy 2 sih?!
sedikit sulit memaknainya
tp akhirnya dapet juga.
setelah berulang kali gua baca

tp baris ini g punya sedikit masu'an maz.
"dengan seribu misteri air mata kata"
"dengan seribu misteri kata yang menetes dari matanya" hehehe!

tp sebaiknya ente ambil kuliah lagi aje pa'cik, fakultas sastra jurusannya, sampe S4 klo bisa,
biar jadi pujangga kenamaan sekaligus kritikusnya, haha.
Mantap.