Total Pageviews

Monday, November 3, 2008

pulang ke rumah

ibu bangun pagi-pagi sekali hari itu,
lalu membersihkan sepatu putihku
yang tak lagi putih itu karena kotor tertutup debu
seiring usia melintasi jarak dan waktu
kotoran jalanan mengerak pada telapaknya, menempel dan membatu.
Kubawa pulang sebagai oleh-oleh setelah lama kutinggalkan rumah.

ia sikat permukaan sepatu itu hati-hati sekali
takut melukai kulitnya yang tak lagi mulus,
dengan sabar dicongkelnya kotoran yang membandel
pada lekukan - lekukkan dan disetiap lipatan-lipatan peristiwa
yang tergurat dari setiap persinggahan perjalanan.
lalu dikumpulkannya kembali setiap kotoran dan debu itu
untuk nanti diseduh bersama kopi hitam kegemaranku,
katanya itu berkhasiat untuk menyembuhkan luka dalam
karena terlalu banyak menahan airmata
setelah selesai, lalu dengan sabar diangin-anginkannya sepatu pada pagi cerah itu
"mengapa harus pagi-pagi sekali bu?", tanyaku,
"agar tak terkena panas terlalu terik dan tetap lembut teksturnya saat nanti dipakai kembali", jawab ibu

siang itu kakiku malas beranjak,
sambil menikmati sisa kopi hitam yang memang mujarab itu
ku pandang-pandang sepatuku yang tadi pagi di cuci ibu

1 comment:

Anonymous said...

-Emak-

Adalah matahari
yang sebelum hari terang
sudah benderang
menyinari kediaman itu
dengan berdendang

Mengajak segala jejak perjalanan
yang melekat dan carut marut
di tiap ruang sepatu mu
untuk turun perlahan
berdansa bersama kopi hitam
dalam dendang suara hatinya
yang berirama riang
sebab mendapatkan oleh oleh
rupa mu yang lama tak jumpa
masih berliur di tempat tidur.

oooooooo, manic cekalii hehe!!
ajip maz