akulah yang rebah diantara hijau lebat rambutmu
jadi batu diantara likaliku lekuk tubuhmu
mengecup garis lengkung punggungmu
adalah damai paling purba dari semua perjalanan
akulah yang terkapar dalam doa
menembangkan kidung syukur paling agung
pada ujung-ujung telinga kawahmu yang gemuruh
tunaikan janji pada puncak puting susumu
akulah yang mengenang dan merindukanmu
diantara belantara rimba beton gedung angkuh dingin
sekali lagi kuingat betapa gigil tubuhmu begitu hangat
terbakar binar matamu; api unggun kecil di lingkar para sahabat
Thursday, February 5, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment