hitam rambutmu adalah tanah ladang petani
di tepian antara ranupane dan kaki mahameruku
harum tubuhmu, wewangi rumput liar selepas hujan sore
ditepian tanah lapang disisi bukit argopuro memerah
matamu, dalam dan teduh ranukumbolo tak terbayang
kabut tipis yang turun perlahan menjarakkan sudut pandang
pucuk-pucuk edelweiss mekar di mandalawangi
putih abadi mengenang riang tawamu yang bebas kelangit luas
ada rindu yang kutanam ditiap garis lengkung tubuhmu
membuat putus asa saat pendakian sebentar lagi berakhir
aku mencarimu dan terus mencari-cari
pada untaian daun dan butir bening embun terbakar matahari
ada doa dan harap pada tiap jejak kaki
agar kau dan hijau kenangan itu kelak abadi
saat kita bertemu kembali
Thursday, February 5, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment