ada pohon natal kecil di ruang tamu kami
yang setiap kali kami terlambat pulang
selalu ditemukan tergeletak di lantai
karena anjing hitam yang kami sayangi
senang bermain-main dengan pohon itu
(o, mungkin dia sedang berusaha membantu menghiasnya juga)
pohon natal kecil di ruang tamu
kami beli di toko buku bertahun-tahun lalu
tak tumbuh jadi besar
tetap kecil dan semakin berdebu
tapi natal selalu datang ke rumah kami
memberikan damai dan kehangatan
pada tiap butir lampu-lampu kecil warna-warni
yang kami tautkan pada pohon natal kecil di ruang tamu itu
pohon natal itu, walaupun kecil selalu terang dan ceria
berkelap kelip warna warni
membawa mata pergi ke dalam renungan
jauh menyusuri redup terang kenangan
ada haru yang sederhana pada pohon natal kecil itu
Wednesday, December 28, 2011
Thursday, November 24, 2011
Tuesday, November 8, 2011
mobil dinas
mobilku yang mungil, antar aku berangkat kerja
pelan-pelan saja jalannya biar tidak celaka
pilihlah jalur yang paling sepi agar tak terjebak macet atau three in one
mobilku yang manis, sudah waktunya kau berdinas
pergi dari satu tempat ke tempat lain,
kemana saja aku mau
awas, jangan terlalu pinggir, agar
kau tak menutupi jalur pengendara motor yang
nekat menyalip tanpa permisi dan basa basi
mobilku yang sabar, tunggulah di tempat parkir
hingga nanti aku memerlukanmu lagi
sabarlah menghitung waktu, seperti aku belajar
menerimamu yang dipenuhi prasangka
:"aku janji, kalau libur nanti,
kau akan ku cuci dengan keringatku,
biar bersih dan kinclong bebas gosip"
pelan-pelan saja jalannya biar tidak celaka
pilihlah jalur yang paling sepi agar tak terjebak macet atau three in one
mobilku yang manis, sudah waktunya kau berdinas
pergi dari satu tempat ke tempat lain,
kemana saja aku mau
awas, jangan terlalu pinggir, agar
kau tak menutupi jalur pengendara motor yang
nekat menyalip tanpa permisi dan basa basi
mobilku yang sabar, tunggulah di tempat parkir
hingga nanti aku memerlukanmu lagi
sabarlah menghitung waktu, seperti aku belajar
menerimamu yang dipenuhi prasangka
:"aku janji, kalau libur nanti,
kau akan ku cuci dengan keringatku,
biar bersih dan kinclong bebas gosip"
kambing siapa?
kambing hitam selalu salah dan kalah
akhirnya digorok juga,
demi melindungi kambing putih
yang merumput di tanah Papua
akhirnya digorok juga,
demi melindungi kambing putih
yang merumput di tanah Papua
Monday, October 24, 2011
aku tidak tahu
aku mencintaimu dengan gugup
berharap dan bernafas dengan degup
ada apa di dalam hatimu
hanya kutemui jalan berbatu
berharap dan bernafas dengan degup
ada apa di dalam hatimu
hanya kutemui jalan berbatu
Wednesday, October 12, 2011
bosan
aku bosan akan dunia ini
aku ingin surga, legenda turun temurun para agama
Tuhan, aku sudah kirimkan doa
mungkin kena macet dan mampir sejenak disalah satu spa ibukota
yang jelas tak sampai padaMu, ya, aku tahu itu
karena aku tak lebih baik sekarang
dosa yang kutumpuk semakin banyak, menyundul langit
mungkin akan lebih dulu sampai padaMu ketimbang doa-doaku
ah, anakMu yang tunggal itu, aku ingat Dia, dimana Dia kini
aku ingin lihat lagi rambutNya yang gondrong seksi itu
mungkin sedikit ngobrol-ngobrol tentang luka-lukaNya yang melegenda
aku ingin surga, legenda turun temurun para agama
Tuhan, aku sudah kirimkan doa
mungkin kena macet dan mampir sejenak disalah satu spa ibukota
yang jelas tak sampai padaMu, ya, aku tahu itu
karena aku tak lebih baik sekarang
dosa yang kutumpuk semakin banyak, menyundul langit
mungkin akan lebih dulu sampai padaMu ketimbang doa-doaku
ah, anakMu yang tunggal itu, aku ingat Dia, dimana Dia kini
aku ingin lihat lagi rambutNya yang gondrong seksi itu
mungkin sedikit ngobrol-ngobrol tentang luka-lukaNya yang melegenda
aku bukan anak pejabat
karena orang tuaku bukan pejabat
aku tidak dapat prioritas apa-apa
kesempatan harus kucari sendiri
tak ada yang memberi cuma-cuma
segala kedudukan harus kuraih
tanpa ada surat rekomendasi
karena orang tuaku bukan pejabat
aku jadi tahu arti perjuangan
belajar jujur pada siapapun terlebih pada diri sendiri
merasakan bangga atas apa yang kupunya karena jerih payah sendiri
bukan karena aku anak pejabat yang dapat prioritas dan kemudahan dimana-mana
karena orang tuaku bukan pejabat
aku belajar berterimakasih dan bersyukur
mensyukuri apa yang kupunya dan yang tak kupunyai
belajar menghargai dan menghormati hak-hak orang lain
karena aku tidak pernah merampas kesempatan dari mereka,
kesempatan atas hak bersaing secara sehat disegala bidang
tanpa melihat latar belakang dan siapa bapak ibumu
karena orang tuaku bukan pejabat
aku belajar keberanian yang sejati,
belajar bertanggung jawab atas apa yang kulakukan
tanpa ada yang melindungiku dari belakang
karena orang tuaku bukan pejabat
aku belajar jadi manusia yang sejatinya adalah manusia
aku tidak dapat prioritas apa-apa
kesempatan harus kucari sendiri
tak ada yang memberi cuma-cuma
segala kedudukan harus kuraih
tanpa ada surat rekomendasi
karena orang tuaku bukan pejabat
aku jadi tahu arti perjuangan
belajar jujur pada siapapun terlebih pada diri sendiri
merasakan bangga atas apa yang kupunya karena jerih payah sendiri
bukan karena aku anak pejabat yang dapat prioritas dan kemudahan dimana-mana
karena orang tuaku bukan pejabat
aku belajar berterimakasih dan bersyukur
mensyukuri apa yang kupunya dan yang tak kupunyai
belajar menghargai dan menghormati hak-hak orang lain
karena aku tidak pernah merampas kesempatan dari mereka,
kesempatan atas hak bersaing secara sehat disegala bidang
tanpa melihat latar belakang dan siapa bapak ibumu
karena orang tuaku bukan pejabat
aku belajar keberanian yang sejati,
belajar bertanggung jawab atas apa yang kulakukan
tanpa ada yang melindungiku dari belakang
karena orang tuaku bukan pejabat
aku belajar jadi manusia yang sejatinya adalah manusia
Monday, October 10, 2011
ini bukan reality show
bulan purnama yang hangat
dan gemintang biru di langit
tak lagi indah dalam puisiku
sudah tak ada lagi aroma bunga
dalam rima dan bait
nafsu dan hasrat hilang jiwanya
kini puisiku kotor
hanya mencaci maki nasibnya
yang tak bisa berpaling lagi
tidak bisa lagi untuk tidak bicara
tentang penindasan oleh bangsa atas bangsanya sendiri
rasa muak yang mencekik leher ketika koruptor dan tukang suap jadi bintang televisi
dan partai politik berlomba-lomba mencari tempat di gedung dewan dan kursi menteri
dan bangsaku
dan negeriku
dan rakyatku
ada anak-anak yang menderita gizi buruk dan mati
masih banyak anak-anak masa depan yang mimpi untuk sekolah
lalu buruh yang kini hak-haknya di ambil alih serikat buruh dan LSM gadungan
lalu para tani di desa-desa yang nasibnya tak pernah berubah sejak dulu kala
lalu para cendikiawan dan ilmuwan yang pergi keluar negeri karena disini tak berharga ilmunya
lalu warga kota yang sempit gang rumahnya, yang banjir sampai atap rumah ketika musim hujan tiba
lalu desa-desa yang tidak berkembang karena ditinggal pemudanya yang kesepian
jadi petualang di kota
lalu warga pedalaman yang hilang hutannya lalu demonstrasi di jalan-jalan karena hasutan sekelompok orang yang tidak dapat jatah atas hutan yang hilang itu
lalu segelintir agamawan dan pejabat daerah yang menindas orang-orang Kristen yang hilang hak ibadahnya,
lalu teror yang terus menerus menghantui tanpa bisa dilacak, ada juga teror terang-terangan yang tak perlu dilacak tapi juga dibiarkan begitu saja
aku lihat lagi langit malam ini, ada purnama di situ
ternyata sinarnya tak lagi hangat
ada bintang-bintang di situ yang hilang daya tariknya
ah, puisiku kini gelisah dan marah
dan gemintang biru di langit
tak lagi indah dalam puisiku
sudah tak ada lagi aroma bunga
dalam rima dan bait
nafsu dan hasrat hilang jiwanya
kini puisiku kotor
hanya mencaci maki nasibnya
yang tak bisa berpaling lagi
tidak bisa lagi untuk tidak bicara
tentang penindasan oleh bangsa atas bangsanya sendiri
rasa muak yang mencekik leher ketika koruptor dan tukang suap jadi bintang televisi
dan partai politik berlomba-lomba mencari tempat di gedung dewan dan kursi menteri
dan bangsaku
dan negeriku
dan rakyatku
ada anak-anak yang menderita gizi buruk dan mati
masih banyak anak-anak masa depan yang mimpi untuk sekolah
lalu buruh yang kini hak-haknya di ambil alih serikat buruh dan LSM gadungan
lalu para tani di desa-desa yang nasibnya tak pernah berubah sejak dulu kala
lalu para cendikiawan dan ilmuwan yang pergi keluar negeri karena disini tak berharga ilmunya
lalu warga kota yang sempit gang rumahnya, yang banjir sampai atap rumah ketika musim hujan tiba
lalu desa-desa yang tidak berkembang karena ditinggal pemudanya yang kesepian
jadi petualang di kota
lalu warga pedalaman yang hilang hutannya lalu demonstrasi di jalan-jalan karena hasutan sekelompok orang yang tidak dapat jatah atas hutan yang hilang itu
lalu segelintir agamawan dan pejabat daerah yang menindas orang-orang Kristen yang hilang hak ibadahnya,
lalu teror yang terus menerus menghantui tanpa bisa dilacak, ada juga teror terang-terangan yang tak perlu dilacak tapi juga dibiarkan begitu saja
aku lihat lagi langit malam ini, ada purnama di situ
ternyata sinarnya tak lagi hangat
ada bintang-bintang di situ yang hilang daya tariknya
ah, puisiku kini gelisah dan marah
mengapa?
aku bertanya, mengapa?
dari sekian banyak fakultas hukum yang melahirkan banyak sekali para sarjana hukum di negeri ini, ternyata tidak juga mampu menangkap para koruptor dan pelaku suap yang setiap hari diberitakan ditelevisi.
bau bangkai itu menusuk sekali bung, jangan tutup hidungmu!
dari sekian banyak fakultas hukum yang melahirkan banyak sekali para sarjana hukum di negeri ini, ternyata tidak juga mampu menangkap para koruptor dan pelaku suap yang setiap hari diberitakan ditelevisi.
bau bangkai itu menusuk sekali bung, jangan tutup hidungmu!
Wednesday, September 21, 2011
jalan keluar
bebas merdeka
terpasung makam jiwa
kematianlah
tak usah cari
jalan sudah benderang
bersiap diri
terpasung makam jiwa
kematianlah
tak usah cari
jalan sudah benderang
bersiap diri
Friday, September 16, 2011
haiku: ayah ibu
waktu berlari
menggendongku menjauh
tinggalkan rumah
doa-doamu
terurai mengiringi
bekalku kini
luka-lukamu
guratan pada peta
merintis jalan
aku terlalu
lupa pulang berkabar
sesat sendiri
panjanglah usia
doa singkat, sehatlah
tunggulah aku
tertawalah kau
hari tuamu nanti
aku rindukan
anak cucumu
sejarah panjang usia
timanglah lagi
menggendongku menjauh
tinggalkan rumah
doa-doamu
terurai mengiringi
bekalku kini
luka-lukamu
guratan pada peta
merintis jalan
aku terlalu
lupa pulang berkabar
sesat sendiri
panjanglah usia
doa singkat, sehatlah
tunggulah aku
tertawalah kau
hari tuamu nanti
aku rindukan
anak cucumu
sejarah panjang usia
timanglah lagi
Monday, September 12, 2011
Friday, September 9, 2011
Wednesday, September 7, 2011
Tuesday, September 6, 2011
haiku bosan
ada berita
koruptor ditangkapi
cuma selingan
ada berita
partai peduli rakyat
ada perlunya
berita lagi
komodo aset bangsa
memang begitu!
berita lagi
mudik lebaran ramai
tragedi kampung
berita lagi
aparat main preman
berita basi
berita lagi
rakyat bosan dibohongi
sudah berkarat
berita lagi
kemajuan bangsa, eh
hanya mimpiku
koruptor ditangkapi
cuma selingan
ada berita
partai peduli rakyat
ada perlunya
berita lagi
komodo aset bangsa
memang begitu!
berita lagi
mudik lebaran ramai
tragedi kampung
berita lagi
aparat main preman
berita basi
berita lagi
rakyat bosan dibohongi
sudah berkarat
berita lagi
kemajuan bangsa, eh
hanya mimpiku
Wednesday, August 24, 2011
lari pagi
mimpi yang kau kejar
sebenarnya tak pernah berlari
hanya kau sendiri yang berlari
mengejar mimpi
yang tak kau mengerti
sebenarnya tak pernah berlari
hanya kau sendiri yang berlari
mengejar mimpi
yang tak kau mengerti
bingung
di kota yang kau sebut metropolitan
tak sadar semua orang di sana jumpalitan
dari sekedar cari makan sampai yang cari kepuasan
dimana-mana semua orang cari uang, uang dan uang
mulai dari copet kelas ekonomi sampai copet kelas VIP
ada juga yang jadi pengusaha kecil-kecilan
atau jadi pengusaha kekecilan, bisnis aurat!
di kota yang kau sebut metropolitan
semua orang jumpalitan
tak sadar semua orang di sana jumpalitan
dari sekedar cari makan sampai yang cari kepuasan
dimana-mana semua orang cari uang, uang dan uang
mulai dari copet kelas ekonomi sampai copet kelas VIP
ada juga yang jadi pengusaha kecil-kecilan
atau jadi pengusaha kekecilan, bisnis aurat!
di kota yang kau sebut metropolitan
semua orang jumpalitan
Monday, August 22, 2011
surat
surat di balas surat
koruptor tak ada yang terjerat
KPK cuma jadi alat
juga kejaksaan dan polisi bangsat
kepada kuasa dan uang
semua berkiblat
bukan pada rakyat
sekali lagi...
BUKAN PADA RAKYAT
kalo saya yang tulis surat
cuma satu saya minta syarat
GANTUNG KORUPTOR-KORUPTOR, KEPARAT!
tapi pada siapa hendak bersurat
para aparat sudah jadi para keparat
koruptor tak ada yang terjerat
KPK cuma jadi alat
juga kejaksaan dan polisi bangsat
kepada kuasa dan uang
semua berkiblat
bukan pada rakyat
sekali lagi...
BUKAN PADA RAKYAT
kalo saya yang tulis surat
cuma satu saya minta syarat
GANTUNG KORUPTOR-KORUPTOR, KEPARAT!
tapi pada siapa hendak bersurat
para aparat sudah jadi para keparat
Wednesday, August 3, 2011
kebahagiaan sejati
dia ada tapi tak terlihat mata
kau harus menyelam dalam-dalam
ke dalam luka dan derita
kau harus menyelam dalam-dalam
ke dalam luka dan derita
Monday, August 1, 2011
taman bunga
kota adalah sebuah taman penuh bunga
di dalamnya bunga-bunga berkelopak merah dan biru
berkilauan sayap kupu-kupu disekitarnya
kita hanya duduk-duduk saja di pinggir taman
menikmati dongeng masa kecil tentang pembangunan
di sana mimpi-mimpi dilabuhkan tanpa keraguan
sampai akhirnya kita seperti laron-laron yang kehilangan sayap
di bawah terang lampu neon yang memabukkan,
menanti ajal
mungkin sejarah tak pernah kembali untuk menyesal
tapi waktu disini tak dapat berhenti berjalan
seperti kaki-kaki para pengusung keranda si mati
di dalamnya bunga-bunga berkelopak merah dan biru
berkilauan sayap kupu-kupu disekitarnya
kita hanya duduk-duduk saja di pinggir taman
menikmati dongeng masa kecil tentang pembangunan
di sana mimpi-mimpi dilabuhkan tanpa keraguan
sampai akhirnya kita seperti laron-laron yang kehilangan sayap
di bawah terang lampu neon yang memabukkan,
menanti ajal
mungkin sejarah tak pernah kembali untuk menyesal
tapi waktu disini tak dapat berhenti berjalan
seperti kaki-kaki para pengusung keranda si mati
pembodohan lagi nih!
korupsi ramai
semua "aku suci"
rakyat dibodohi
acara tivi;
penguasa buang tai
rakyat diberaki
semua "aku suci"
rakyat dibodohi
acara tivi;
penguasa buang tai
rakyat diberaki
ibu para pendosa
di sini aku, terombang ambing oleh waktu,
terbungkus raga dari sang Maha Pemberi
dan gerombolan serigala setiap saat mengintai di setiap perempatan jalan
teman bagi domba-domba yang tersesat
sebab belantara kota nun jauh dari padang yang berumput hijau
surga para pengembara yang terlena oleh kemolekan sang maut
sebab itu aku pulang
mencari ibu yang di bawah kakinya menginjak sang ular itu sendiri
sebab hatinya penuh airmata para pendosa
terbungkus raga dari sang Maha Pemberi
dan gerombolan serigala setiap saat mengintai di setiap perempatan jalan
teman bagi domba-domba yang tersesat
sebab belantara kota nun jauh dari padang yang berumput hijau
surga para pengembara yang terlena oleh kemolekan sang maut
sebab itu aku pulang
mencari ibu yang di bawah kakinya menginjak sang ular itu sendiri
sebab hatinya penuh airmata para pendosa
Thursday, July 21, 2011
dukaku satu
suatu ketika
hanya akan ada satu duka
saat dimana aku tak lagi dapat
membalas senyum dan tatapanmu
untukku
(inspired by karna, a night before "karna tanding" love letter for his wife)
hanya akan ada satu duka
saat dimana aku tak lagi dapat
membalas senyum dan tatapanmu
untukku
(inspired by karna, a night before "karna tanding" love letter for his wife)
berhenti
suatu ketika segalanya tampak samar
buram dan kabur melebur di bola mata,
aku melintasi siang-malam
begitu cepatnya hingga ku kira
akulah sang waktu itu sendiri
o orang-orang yang terpasung
nyanyikanlah kesunyian ini,
nyanyikan kesunyian ini karena,
pelan-pelan semua hilang
dalam samar dan terang
dilintasan waktu banyak yang tertinggal
aku yang begitu cepat atau aku yang begitu diam
semua kini tak lagi sama
buram dan kabur melebur di bola mata,
aku melintasi siang-malam
begitu cepatnya hingga ku kira
akulah sang waktu itu sendiri
o orang-orang yang terpasung
nyanyikanlah kesunyian ini,
nyanyikan kesunyian ini karena,
pelan-pelan semua hilang
dalam samar dan terang
dilintasan waktu banyak yang tertinggal
aku yang begitu cepat atau aku yang begitu diam
semua kini tak lagi sama
Friday, July 8, 2011
kesia-siaan yang agung
akulah segala kesia-siaan
binatang berkaki dua berhati batu
ciptaanmu yang agung
dari segala luka dan dendam
sebuah kesempurnaan
bagi jiwa yang gersang dan haus,
jiwamu
akulah segala kesia-siaan
lahir dari api angkara hati
segala kutuk ada padaku
tubuhku bejana usang
di dalamnya dosa berulang
akulah segala kesia-siaan
ciptaanmu yang paling agung
binatang berkaki dua berhati batu
ciptaanmu yang agung
dari segala luka dan dendam
sebuah kesempurnaan
bagi jiwa yang gersang dan haus,
jiwamu
akulah segala kesia-siaan
lahir dari api angkara hati
segala kutuk ada padaku
tubuhku bejana usang
di dalamnya dosa berulang
akulah segala kesia-siaan
ciptaanmu yang paling agung
Tuesday, July 5, 2011
sedekah bukan solusi
lelaki renta
peminta-minta
di pagar rumahku
pagi ini
ingatkan aku
kita belum merdeka
sepenuhnya
peminta-minta
di pagar rumahku
pagi ini
ingatkan aku
kita belum merdeka
sepenuhnya
balada Karna
Karna o Karna
pahlawan negeri astina
kakak yang dibuang
anak yang hilang
ksatria gagah berani
berjiwa ikhlas dan murni
gugur oleh pasopati
pamungkas sang adik yang buta hati
dimedan tempur kurusetra
serahkan nyawa
demi sumpah dan janji
disimpannya pedih dan luka
kasih ibu yang hanyut di sungai gangga
terbayar sudah
si anak yang dibuang
kakak sulung Pandawa lima
terbaring kaku di hadapan
harum semerbak bunga para dewa
jemput sang adipati
teriring duka dan sesal
para saudara dan ibunya
terngiang di telinga ibu, janji Karna padanya;
"apapun yang terjadi anak ibu akan tetap lima, itu janjiku padamu"
pahlawan negeri astina
kakak yang dibuang
anak yang hilang
ksatria gagah berani
berjiwa ikhlas dan murni
gugur oleh pasopati
pamungkas sang adik yang buta hati
dimedan tempur kurusetra
serahkan nyawa
demi sumpah dan janji
disimpannya pedih dan luka
kasih ibu yang hanyut di sungai gangga
terbayar sudah
si anak yang dibuang
kakak sulung Pandawa lima
terbaring kaku di hadapan
harum semerbak bunga para dewa
jemput sang adipati
teriring duka dan sesal
para saudara dan ibunya
terngiang di telinga ibu, janji Karna padanya;
"apapun yang terjadi anak ibu akan tetap lima, itu janjiku padamu"
dongeng sebelum tidur
jika datang waktuku
aku mau itu
dengan segala kenangan
manis dan pahit
jadi kisah yang dibaca kembali
jadi dongeng pengantar tidur kelak
di sisi tempatku berbaring
aku mau itu abadi
mungkin, tidak bagiku
tapi untukmu dan dunia
seperti airmata dan luka-luka kekasihku
yang mengajarkan tentang cinta dan pengorbanan
seperti gelas-gelas bir yang kosong
menjelma tawa dan kehangatan
sampai nanti kawanku!
seperti kelok dan tanjakan pada pendakian
menguras tenaga dan keringat para pendaki
jatuh dan meresap digunung-gunung permai
jadi kristal-kristal kenangan yang
dibawa pulang dalam ransel dan sepatunya
aku mau itu
jika datang waktuku
di sisi tempatku berbaring
aku mau kau ada di situ
jadi yang terakhir di mataku
aku mau itu
dengan segala kenangan
manis dan pahit
jadi kisah yang dibaca kembali
jadi dongeng pengantar tidur kelak
di sisi tempatku berbaring
aku mau itu abadi
mungkin, tidak bagiku
tapi untukmu dan dunia
seperti airmata dan luka-luka kekasihku
yang mengajarkan tentang cinta dan pengorbanan
seperti gelas-gelas bir yang kosong
menjelma tawa dan kehangatan
sampai nanti kawanku!
seperti kelok dan tanjakan pada pendakian
menguras tenaga dan keringat para pendaki
jatuh dan meresap digunung-gunung permai
jadi kristal-kristal kenangan yang
dibawa pulang dalam ransel dan sepatunya
aku mau itu
jika datang waktuku
di sisi tempatku berbaring
aku mau kau ada di situ
jadi yang terakhir di mataku
Tuesday, June 28, 2011
Malin Kundang jadi batu
Malin Kundang dan Ibunya
hidup miskin di kota Padang
kemiskinan ini akibat dan warisan
dari penguasa lama ke penguasa baru
jaman itu pembangunan tidak merata
daerah tidak dapat perhatian pemerintah
penguasa saling tumpas berebut kuasa
demi Ibu dan warga kampungnya
Malin bertekad merantau
agar dapat ilmu dan modal
membangun kampung halamannya
tibalah waktu Malin akan berangkat
Ibunda sedih tapi bangga, lihat anaknya gagah
kelak jadi pahlawan di kampungnya
hanya doa dan petuah bekal yang diberinya
"Malin Ku sayang, pesan Ku hanya satu, jangan
kau sakiti hati orang,
bekerjalah dengan jujur dan sungguh-sungguh"
Malin mengangguk penuh pengertian;
"baik Bunda, Malin tak akan lupakan,
Ibu dan orang-orang kampung kita"
lalu Malin berlayar
meninggalkan Ibu dan teluk bayur
merantau ke Jakarta
hendak merubah nasibnya
sesampai di ibu kota
bekerja apa saja
jadi kondektur metromini
sampai berdagang VCD bajakan
pernah juga jadi copet di pasar Senen
dikeroyok massa lalu digelandang ke bui
ternyata ibukota lebih kejam dari ibu tiri
tapi Malin tak putus asa
nasib harus berubah, harus jadi orang kaya
keluar penjara Malin makin jadi
jadi rampok kecil-kecilan dan preman
sampai akhirnya roda berputar
Malin bertemu anak pengusaha
mereka jatuh cinta lalu menikah
Malin lalu dapat warisan
jadi pengusaha disegala bidang
Malin kaya raya dan semakin ambisius
ia tergoda bermain politik
masuk partai besar di negeri ini
supaya bisa jadi pejabat
atau jadi anggota dewan
sogok sana sogok sini
lalu jadilah ia anggota DPR
Malin belum puas juga
setelah jadi anggota DPR Malin terima suap
jual beli hutan, jadi calo anggaran
akhirnya Malin ditangkap KPK
Malin Kundang masuk tivi
sebagai tersangka KORUPTOR
sang bunda saksikan dari jauh
hatinya sedih tak terperi, malu tentu
segala nasihat dan doanya
SIA-SIA,
begitu sakit hati bunda
lihat anaknya jadi KORUPTOR
dari jauh terucap sumpah
"jadilah kau BATU!",
Tuhan dengar sumpah ibunda
lalu dikabulkanNya
Malin yang KORUPTOR jadi batu
meskipun sedih hatinya Ibunda bersyukur;
"syukurlah ia jadi batu, sebelum lari ke singapura,
dan menyakiti hati orang lebih banyak lagi"
hidup miskin di kota Padang
kemiskinan ini akibat dan warisan
dari penguasa lama ke penguasa baru
jaman itu pembangunan tidak merata
daerah tidak dapat perhatian pemerintah
penguasa saling tumpas berebut kuasa
demi Ibu dan warga kampungnya
Malin bertekad merantau
agar dapat ilmu dan modal
membangun kampung halamannya
tibalah waktu Malin akan berangkat
Ibunda sedih tapi bangga, lihat anaknya gagah
kelak jadi pahlawan di kampungnya
hanya doa dan petuah bekal yang diberinya
"Malin Ku sayang, pesan Ku hanya satu, jangan
kau sakiti hati orang,
bekerjalah dengan jujur dan sungguh-sungguh"
Malin mengangguk penuh pengertian;
"baik Bunda, Malin tak akan lupakan,
Ibu dan orang-orang kampung kita"
lalu Malin berlayar
meninggalkan Ibu dan teluk bayur
merantau ke Jakarta
hendak merubah nasibnya
sesampai di ibu kota
bekerja apa saja
jadi kondektur metromini
sampai berdagang VCD bajakan
pernah juga jadi copet di pasar Senen
dikeroyok massa lalu digelandang ke bui
ternyata ibukota lebih kejam dari ibu tiri
tapi Malin tak putus asa
nasib harus berubah, harus jadi orang kaya
keluar penjara Malin makin jadi
jadi rampok kecil-kecilan dan preman
sampai akhirnya roda berputar
Malin bertemu anak pengusaha
mereka jatuh cinta lalu menikah
Malin lalu dapat warisan
jadi pengusaha disegala bidang
Malin kaya raya dan semakin ambisius
ia tergoda bermain politik
masuk partai besar di negeri ini
supaya bisa jadi pejabat
atau jadi anggota dewan
sogok sana sogok sini
lalu jadilah ia anggota DPR
Malin belum puas juga
setelah jadi anggota DPR Malin terima suap
jual beli hutan, jadi calo anggaran
akhirnya Malin ditangkap KPK
Malin Kundang masuk tivi
sebagai tersangka KORUPTOR
sang bunda saksikan dari jauh
hatinya sedih tak terperi, malu tentu
segala nasihat dan doanya
SIA-SIA,
begitu sakit hati bunda
lihat anaknya jadi KORUPTOR
dari jauh terucap sumpah
"jadilah kau BATU!",
Tuhan dengar sumpah ibunda
lalu dikabulkanNya
Malin yang KORUPTOR jadi batu
meskipun sedih hatinya Ibunda bersyukur;
"syukurlah ia jadi batu, sebelum lari ke singapura,
dan menyakiti hati orang lebih banyak lagi"
si bawang putih
kisah si Bawang Putih
disiksa ibu tiri
setiap hari bekerja dan didera
tersiksa hati tersiksa diri
Bawang Putih sudah letih
memutuskan melarikan diri
lihat tetangga jadi TKI
tergiur hatinya untuk pergi
Bawang Putih jadi TKI
di negeri orang mencari jati diri
ternyata jadi TKI tak jauh berbeda
sang majikan tak ubah ibu tiri
Bawang Putih disiksa dan dipukuli
sampai suatu hari;
CUKUP sudah, Ya basta!
penindas harus dilawan
dengan kesadaran penuh
Bawang Putih ambil pisau
ditancapkannya ke leher majikan
majikannya mati
Bawang Putih memilih lari
ketimbang ke KBRI, lalu
tibalah ia dihutan belantara
Bawang Putih haus dan lelah
di sebuah gubuk ia rebah
gubuk di tengah belantara
milik seorang nenek renta
ditolongnya Bawang Putih
Bawang Putih lalu bertanya,
"siapakah nenek?"
nenek menjawab:
"aku sama sepertimu,
mantan TKI, sekarang pemberontak,
kini aku orang bebas, begitu juga kau"
akhirnya bersama-sama si nenek
bawang putih jadi aktivis
hutan belantara jadi pusat pergerakan
membantu dan memberikan pertolongan
bagi para buruh migran yang membutuhkan
PERLINDUNGAN
disiksa ibu tiri
setiap hari bekerja dan didera
tersiksa hati tersiksa diri
Bawang Putih sudah letih
memutuskan melarikan diri
lihat tetangga jadi TKI
tergiur hatinya untuk pergi
Bawang Putih jadi TKI
di negeri orang mencari jati diri
ternyata jadi TKI tak jauh berbeda
sang majikan tak ubah ibu tiri
Bawang Putih disiksa dan dipukuli
sampai suatu hari;
CUKUP sudah, Ya basta!
penindas harus dilawan
dengan kesadaran penuh
Bawang Putih ambil pisau
ditancapkannya ke leher majikan
majikannya mati
Bawang Putih memilih lari
ketimbang ke KBRI, lalu
tibalah ia dihutan belantara
Bawang Putih haus dan lelah
di sebuah gubuk ia rebah
gubuk di tengah belantara
milik seorang nenek renta
ditolongnya Bawang Putih
Bawang Putih lalu bertanya,
"siapakah nenek?"
nenek menjawab:
"aku sama sepertimu,
mantan TKI, sekarang pemberontak,
kini aku orang bebas, begitu juga kau"
akhirnya bersama-sama si nenek
bawang putih jadi aktivis
hutan belantara jadi pusat pergerakan
membantu dan memberikan pertolongan
bagi para buruh migran yang membutuhkan
PERLINDUNGAN
Wednesday, June 22, 2011
lukisan
sisa sisa waktu kau lukis juga
goresan demi goresannya
tergambar sesal dan kesia-siaan
kadang masih juga kau goyang
karena hidup berat memang
dalam sisa-sisa kau lukis harapan
pengganti waktu yang terbuang
siapa tahu ada yang beli
lukisan sisa-sisa harapan
goresan demi goresannya
tergambar sesal dan kesia-siaan
kadang masih juga kau goyang
karena hidup berat memang
dalam sisa-sisa kau lukis harapan
pengganti waktu yang terbuang
siapa tahu ada yang beli
lukisan sisa-sisa harapan
Bali
di tanahmu yang agung
bersemayam dewa-dewa,
sesaji dan puja puji
aroma dupa di pura suci
tak pernah berhenti
di pantaimu
bule-bule tanpa baju tanpa celana
tubuh mereka rona menyala
hilir mudik dengan merdeka
berbuat semau-maunya
pulaumu surga mereka
tapi,
dewa-dewamu tak pernah marah
tetap tenang bersemayam
sebab sesaji dan puja puji
dan aroma dupa tak pernah berhenti
di pura suci hati menjadi suci
di pulau surga tak pernah ada benci
catatan:
"Dewa dewa di Bali sepertinya tidak pernah takut umatnya tidak lagi ke pergi ke Pura, Dewa juga tidak iri sama bule yang suka pamer aurat, dan umatnya juga menerima pesan itu dengan jelas dan terang,
so what ever people do is what ever, still i have my own faith, welocme to my Paradise bli..disini aman gak ada FPI haha"
bersemayam dewa-dewa,
sesaji dan puja puji
aroma dupa di pura suci
tak pernah berhenti
di pantaimu
bule-bule tanpa baju tanpa celana
tubuh mereka rona menyala
hilir mudik dengan merdeka
berbuat semau-maunya
pulaumu surga mereka
tapi,
dewa-dewamu tak pernah marah
tetap tenang bersemayam
sebab sesaji dan puja puji
dan aroma dupa tak pernah berhenti
di pura suci hati menjadi suci
di pulau surga tak pernah ada benci
catatan:
"Dewa dewa di Bali sepertinya tidak pernah takut umatnya tidak lagi ke pergi ke Pura, Dewa juga tidak iri sama bule yang suka pamer aurat, dan umatnya juga menerima pesan itu dengan jelas dan terang,
so what ever people do is what ever, still i have my own faith, welocme to my Paradise bli..disini aman gak ada FPI haha"
menuju batas
"my dear lovely wife"
kita adalah gelombangkadang beriringan
sering juga bertabrakan
karena angin sungguh bebas
di laut luas tak tahu dimana batas
kau dan aku
terombang ambing
mengaliri waktu
dengan air mata juga
tergarami sudah
juga tawa
kuselami dia
dengan cinta selamanya
mengarungi angin
menuju batas
Friday, June 17, 2011
Wednesday, June 15, 2011
nostalgia (pendakian ke Gunung Slamet)
1.
salam perpisahan sang kekasih adalah doa
di stasiun kereta malam perjalanan dimulai
kereta malam mendengus bersiap, menembus gulita
tinggalkan ibu kota pergi jauh, sejauh-jauhnya
membawa segala keceriaan dan harapan
siap-siap, ayo berangkat!
2.
pagi-pagi sekali di stasiun purwokerto
udara subuh menyapa dingin para penumpang
suasana sepi aroma kota kecil sederhana
pagi yang sempurna
hati yang tak sabar perut yang lapar
melonjak keluar menuju warung yang menanti sabar
hei pendaki, selamat jumpa!
3.
naikkan carrier matahari sudah bangun
lanjutkan perjalanan menuju kaki Slamet
kota ini menggeliat, anak-anak sekolah, pedagang pasar,
petani yang bersiap menuju ladang
orang-orang yang apa adanya
(benih-benih kerinduan ini mulai tumbuh jadi bunga kenangan)
apa kabar bangsaku!
4.
ladang ladang yang baru ditinggalkan embun
wangi tanah wangi rumput di udara sejuk segar
pohon-pohon pinus menjulang riuh burung-burung di dahannya
waktu berkirim kabar, kaki gunung itu terjelang juga
menjulang angkuh si tua bangka, kepalanya botak bertopikan awan
ha ha siap-siap kawan!
5.
perbekalan disiapkan, juga jiwa dan nyali
pendakian akan dimulai, dengan doa-doa seadanya
minta lindungan dan selamat, mampus kau pendaki!
bau ini kotoran sapi, bekal tambahan agar kau tetap sadar
ya ya, nikmatilah selagi bisa, doa seadanya kok minta selamat!
ah bau ini menusuk sekali bung @#**_*(&^!
6.
perhentian pertama adalah pintu hutan
menikmati rumput yang basah, badan yang basah
bibir dan tenggorokan juga basah
ladang kentang dan pematangnya batas
antara desa dan hutan cemara raya
ah, sungguh tempat impian,
mata berkunang-kunang, ah, angin sialan!
jangan bawa semangatku terbang
jangan lupakan aku, bawa juga aku
ayo bangun, kita jalan lagi!
7.
langkah kaki semakin berat
jalan setapak ini tak kenal kasihan
sementara awan mengintai dibalik pepohonan
hei matahari, mengapa kau pergi, celaka!
hujan lalu turunlah, senja yang basah dan suram
sedang perjalanan belum sampai di peristirahatan
dingin ini menggasak nyali, jahanam.
berhenti dan bangun tenda secepatnya!
8.
Ahh, akhirnya!
berkat gigil, bersatu
dan bapak pedang jepang
tenda menatap angkasa
di sebelah belantara,
meski mabuk tampangnya
namun lihai bawa letih
pergi ke alam mimpi
berhangat-hangatan
dengan sang kekasih
9.
Hey matahari yang masih tidur
di balik kabut pagi
dalam doa tenda terlipat sudah
usai kopi, kudapan dan rokok
melangkah kembali kami mesti
dengan semangat di hati
dan carrier di punggung,
yang di tulang laksana duri
menuju leher slamet
yang dekat di mata, jauh di kaki
10.
tikungan demi tikungan
tanjakan yang memang dari awal tak pernah habis
memakan perbekalan udara dalam paru-paru
"..oOo alah Met.. met, kok koyo ngene toh awakmu, wuua..suuu?!"
separuh hari antar kami di rumah singgah
bangunkan api si api unggun
hangatkan rumah papan, hangatkan suasana
kembali dengan canda, ah pendaki
dimanapun berjumpa
kita semua adalah saudara
11.
malam yang dingin jadi hangat
di lereng tebing gubuk kayu adalah rumah
secangkir kopi dan beberapa batang rokok
obrolan akrab, ah suasana ini kapan lagi
bicara tentang besok pagi dan puncak para pendaki
kau, aku, gunung ini, hutan ini adalah satu
selamat tidur kawan, mimpi indah!
12.
pendakian puncak dimulai
kembali doa-doa mengudara
kali ini tidak seadanya, mohon keselamatan dan lindungan
sungguh-sungguh!
gunung ini tidak main-main rupanya
sebatu demi batu terlewati, puncak dan matahari dijelang
semakin dekat dan akhirnya,..
tanah tertinggi di bumi jawa bagian tengah
kami sampai!
kau, jangan tanya rasanya seperti apa,
sekali lagi jangan, karena tak dapat ku jawab
hanya saja, ada rasa sayang menyelimuti, sayang sekali
ah bumiku!
oleh:
thomas dan anes yang merindukan pendakian berikutnya
Tuesday, June 7, 2011
Tuesday, May 10, 2011
bertanya
diantara halaman buku yang kubaca
aroma subuh memenuhi udara
sayup-sayup terucap doa
yang kupanjatkan susah payah
adakah sampai?
aroma subuh memenuhi udara
sayup-sayup terucap doa
yang kupanjatkan susah payah
adakah sampai?
Monday, May 2, 2011
hanya eforia
apa betul kau berjuang bung?!
apakah doa-doa dan sumpah serapahmu tulus?
apa sudah kau lakukan sesuatu untuk kaummu?
atau, apakah kau juga merasakan kau adalah mereka?
jika belum, artinya itu cuma satu :
hanya eforia di hari buruh, yang hilang
setelah satu berganti dua
itulah kau!
: kepada semua tukang kritik dan yang berteriak, berslogan dan memaki-maki tentang nasib buruk para buruh, yang bukan buruh dan yang tidak melakukan apa-apa selain membacot!
apakah doa-doa dan sumpah serapahmu tulus?
apa sudah kau lakukan sesuatu untuk kaummu?
atau, apakah kau juga merasakan kau adalah mereka?
jika belum, artinya itu cuma satu :
hanya eforia di hari buruh, yang hilang
setelah satu berganti dua
itulah kau!
: kepada semua tukang kritik dan yang berteriak, berslogan dan memaki-maki tentang nasib buruk para buruh, yang bukan buruh dan yang tidak melakukan apa-apa selain membacot!
May Day (hari buruh)
memeperingati hari buruh
ber-aksi setahun sekali
ramai-ramai demonstrasi
setelah itu sepi,
lalu dimana perjuangannya?
jika memang tertindas,
jika memang bukan pemalas
jika memang sadar dan bukan cuma alas
mogoklah bekerja
setiap hari sampai tuntutan terpenuhi
jangan kompromi!
ber-aksi setahun sekali
ramai-ramai demonstrasi
setelah itu sepi,
lalu dimana perjuangannya?
jika memang tertindas,
jika memang bukan pemalas
jika memang sadar dan bukan cuma alas
mogoklah bekerja
setiap hari sampai tuntutan terpenuhi
jangan kompromi!
Thursday, April 21, 2011
Wednesday, April 20, 2011
Tuesday, April 19, 2011
buah terlarang di taman eden
maka,
pergilah
semua jawab
pada tanya
dan
tanya
adalah kutuk paling purba
dia,
tak pernah puas
atas segala jawab
dia
pengembara,
mengutuki
pengetahuan
dengan ingin tahu
dia
adalah mata yang calik
o Tuhan,
mengapa ada buah itu
di tamanMu,...dan
hei, Kaukah ular itu?
pergilah
semua jawab
pada tanya
dan
tanya
adalah kutuk paling purba
dia,
tak pernah puas
atas segala jawab
dia
pengembara,
mengutuki
pengetahuan
dengan ingin tahu
dia
adalah mata yang calik
o Tuhan,
mengapa ada buah itu
di tamanMu,...dan
hei, Kaukah ular itu?
Thursday, April 7, 2011
Friday, April 1, 2011
Tuesday, March 29, 2011
Tuesday, March 22, 2011
Wednesday, March 9, 2011
pencarian
aku melihat matamu
tapi tak dapat kupandangi
aku mencium bau harum tubuhmu
tapi tak dapat kusesapi
aku mendengar suara lembutmu
tapi tak bicara padaku
aku mencarimu,
menyusuri dingin kaku garis-garis
tembok kamar
diantara detak detik jam dinding yang bosan
sementara lirih gerimis
bercampur gelap malam
bersenandung tentang sepi yang tak
tertandingi
aku masih mencarimu
udara begini sesak
hening ini begini ngilu
merambati ujung ujung jemari
ah, mungkin aku rindu hujan
tapi tak dapat kupandangi
aku mencium bau harum tubuhmu
tapi tak dapat kusesapi
aku mendengar suara lembutmu
tapi tak bicara padaku
aku mencarimu,
menyusuri dingin kaku garis-garis
tembok kamar
diantara detak detik jam dinding yang bosan
sementara lirih gerimis
bercampur gelap malam
bersenandung tentang sepi yang tak
tertandingi
aku masih mencarimu
udara begini sesak
hening ini begini ngilu
merambati ujung ujung jemari
ah, mungkin aku rindu hujan
gerimis
gerimis
tak pernah habis
di kotaku yang selalu
basah
dimana lagi
kucari
kisah cinta
jika langit tak lagi
berbulan
tak lagi
gemintang
kau yang duduk
manis
tak lagi dapat
kunikmati
perjalanan begini
jauh
penunjuk arah
tertutup debu
sungguh jarak
tak dapat
kubunuh
kau yang duduk
manis
kotaku yang simpan
ini gerimis
tak pernah habis
di kotaku yang selalu
basah
dimana lagi
kucari
kisah cinta
jika langit tak lagi
berbulan
tak lagi
gemintang
kau yang duduk
manis
tak lagi dapat
kunikmati
perjalanan begini
jauh
penunjuk arah
tertutup debu
sungguh jarak
tak dapat
kubunuh
kau yang duduk
manis
kotaku yang simpan
ini gerimis
Friday, March 4, 2011
metafora semu
aku adalah metafora
yang ombak,
yang mati
di bibir pantai
meski gelombang
kau kirim
ribuan gairah
dari ujung samudera
yang lunglai
yang pecah
di tubuh karang
aku adalah imaji
yang sesat
yang mabuk
kata-kata
terkapar
mengutuki nasib
aku adalah kata
yang hilang
di danau matamu
tenggelam
yang rindu makna
aku adalah mimpi
yang kelam
dalam tidur malammu
yang kehilanganmu
yang ombak,
yang mati
di bibir pantai
meski gelombang
kau kirim
ribuan gairah
dari ujung samudera
yang lunglai
yang pecah
di tubuh karang
aku adalah imaji
yang sesat
yang mabuk
kata-kata
terkapar
mengutuki nasib
aku adalah kata
yang hilang
di danau matamu
tenggelam
yang rindu makna
aku adalah mimpi
yang kelam
dalam tidur malammu
yang kehilanganmu
Tuesday, March 1, 2011
seek and destroy
temukan dan hancurkan
keyakinanmu
agamamu
jadilah manusia
bukan keyakinan atau
bahkan agama yang menjadikanmu mulia
hati nurani dan akal pikiran
yang membuatnya
temukan dan hancurkan saja
keyakinanmu
agamamu
Tuhan tidak tinggal
dalam bilik-bilik sempit
keyakinan yang buta
sudahkah kau selidiki tubuhNya
yang penuh luka itu?
keyakinanmu
agamamu
jadilah manusia
bukan keyakinan atau
bahkan agama yang menjadikanmu mulia
hati nurani dan akal pikiran
yang membuatnya
temukan dan hancurkan saja
keyakinanmu
agamamu
Tuhan tidak tinggal
dalam bilik-bilik sempit
keyakinan yang buta
sudahkah kau selidiki tubuhNya
yang penuh luka itu?
aku cinta kau
aku mencintaimu
seperti anak-anak gerimis
yang turun pagi ini
*berteduh di pinggir jalan berduaan, waktu hujan turun pagi ini
seperti anak-anak gerimis
yang turun pagi ini
*berteduh di pinggir jalan berduaan, waktu hujan turun pagi ini
Friday, February 25, 2011
neokolonialisme (kayaknya)
koloni orang-orang suci (katanya),
menyerang yang (katanya) murtad
tujuannya tetap sama
uang dan kuasa
disuruh nabi (katanya)
menyerang yang (katanya) murtad
tujuannya tetap sama
uang dan kuasa
disuruh nabi (katanya)
aku ingin terbang
jalan sunyi
kebenaran adalah jalan sunyi
tersembunyi dalam senyuman
orang lain tak harus mengerti, biarlah sudah
tak usah berkeluh kesah, apalagi airmata
itu penghianatan atas pilihan
luka-luka adalah pamungkas
tebas leherku dan aku akan tetap tegak
tikam jantungku,
dan aku akan berjalan dalam diam
dalam kesendirian
dalam sunyi
tersembunyi dalam senyuman
orang lain tak harus mengerti, biarlah sudah
tak usah berkeluh kesah, apalagi airmata
itu penghianatan atas pilihan
luka-luka adalah pamungkas
tebas leherku dan aku akan tetap tegak
tikam jantungku,
dan aku akan berjalan dalam diam
dalam kesendirian
dalam sunyi
Thursday, February 24, 2011
mencari jalan
kebahagiaan adalah mimpi
yang tak terbeli
luka selalu ada
mendiami rumah yang sunyi
dimana kau Tuhan,
adakah dosa menutup jalan?
yang tak terbeli
luka selalu ada
mendiami rumah yang sunyi
dimana kau Tuhan,
adakah dosa menutup jalan?
Wednesday, February 16, 2011
Wednesday, February 2, 2011
mengenang para "Bung"
hatimu bung,
kau simpan dimana
jiwamu bung,
hilang dimana
semangatmu bung
tenggelam sudah
rakyatmu bung
rakyat Indonesia
Monday, January 10, 2011
si hebat
setan ya setan
peduli omong orang
aku si hebat
si hebat raja
raja segala bola
paling bisalah!
jangan turunkan
pun penjara tak mampu
(aku) tak punya malu!
tak juara
tak apa-apalah ya!
sudah biasa
peduli omong orang
aku si hebat
si hebat raja
raja segala bola
paling bisalah!
jangan turunkan
pun penjara tak mampu
(aku) tak punya malu!
tak juara
tak apa-apalah ya!
sudah biasa
Friday, January 7, 2011
ribuan jarak waktu
dulu begitu dekat rasanya
tak sampai luka
sudah tiba dirumahmu
sekarang tak bisa
perlu waktu ribuan
untuk sampai
tak sampai luka
sudah tiba dirumahmu
sekarang tak bisa
perlu waktu ribuan
untuk sampai
Subscribe to:
Posts (Atom)